Monday, March 23, 2015

Udara-udara yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman

Udara tersusun atas lebih kurang 78% nitrogen: 21% oksigen; 0,9% argon, 0,03% karbondioksida, 0,07% gas lainnya. Selain itu, di dalam udara juga terdapat berbagai polutan dari senyawa-senyawa organic dan anroganik yang sebagian besar merupakan produk dari reaksi fotokimia antara cahaya matahari dengan hasil pembakaran. Polutan-polutan tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan normal tanaman, bahkan dapat mempengaruhi kehidupan manusia.
 
Oksigen
Oksigen sangat banyak terdapat diudara, dan tanaman akan mengalami kekurangan oksigen hanya bila terjadi banjir di daerah perakaran (keadaan yang dikenal sebagai waterlogging). Oksigen merupakan factor kritis bagi pertumbuhan tanaman. Tanah dengan kondisi aerasi yang buruk memiliki kandungan oksigen yang rendah dan

karbondioksida yang tinggi akan menghambat respirasi akar dan menyebabkan pertumbuhan akar kerdil sehingga mengurangi penyerapan air dan unsure hara. Oksigen juga berperan penting dalam perkecambahan biji, dimana pemberian air yang berlebihan berakibat pada berkurangnya kadar oksigen akan menyebabkan perkecambahan biji terhambat. Oleh karena itu, draenasi tanah yang baik sangat penting untuk diperhatikan karena karena kelembaban yang terlampau tinggi pada tanah dengan draenase yang buruk akan menurunkan kadar oksigen tanah.
Karbondioksida
Kandungan CO2 di atmosfer sangat rendah (lebih kurang 300 ppm saja), namun kehadirannya sangat penting bagi tanaman sebagai sumber karbon. Bagi tanaman yang tumbuh di lapangan, CO2 tidak pernah menjadi factor pembatas, namun di rumah kaca, kandungan CO2 dapat berkurang secara dratis karena fotosintesa dapat menurunkan kadar CO2 udara bila pertukaran udara tidak lancar. Oleh karena itu, pada kondisi demikian, pengayaan CO2 dapat meningkatkan hasil dan memperbaiki mutu produk. Namun demikian, Co2 yang berlebihan dapat pula berakibat buruk (meracuni) bagi tanaman. Kadar CO2 di udara dapat meningkat sebagai akibat adanya pembakaran, seperti kebakaran hutan dan pembakaran bahan bakar minyak danb batubara, dan sebagainya.

Dengan sifatnya yang transparan pada cahaya tampak dan agak buram pada cahaya inframerah ke udara (dikenal sbagai efek rumah kaca). Pengukuran CO2 atmosfer menunjukan bahwa konsentrasi CO2 mengalami peningkatan dari 274 ppm pada tahun 1860
menjadi 350 ppm pada tahun 1992. Peningkatan CO2 udara, dewasa ini berada pada kira-kira 1,5 ppm per tahun.
 
Nitrogen
Nitrogen adalah suatu gas inert (tidak mudah bereaksi dengan unsure lain) di atmosfer dan tidak tersedia bagi tanaman, kecuali diubah terlebih dahulu menjadi nitrat (NO3- ) atau ammonium (NH4+) yang prosesnya dikenal sebagai penambatan nitrogen
Nitrat dapat terbentuk di udara akibat panas yang ditimbulkan oleh kilat dan masuk ke dalam tanah bersamaan dengan air hujan, namun jumlahnya sangat kecil, yakni hanya 5-7 kg ha-1 per tahun.

Sebagian besar nitrogen diikat oleh mikroorganisme, misalnya bakteri bebas seperti Agrobacter dan Clostridium, beberapa alga biru-hijau (yang berperanan penting dalam budidaya padi), dan bakteri-bakteri tertentu seperti Rhizobium dan Frankia. Bakteri-bakteri ini bersimbiosis dengan berbagai tanaman kacang-kacangan dan legume berkayu lainnya. Secara tradisional, petani meningkatkan penambatan nitrogen atmosfer dengan cara rotasi tanaman, sedangkan nitrogen yang terdapat di dalam pupuk ditambat melalui proses penambatan kimiawi.

No comments:

Post a Comment