Wednesday, March 18, 2015

Pembiakan karet secara Okulasi

Ada dua cara okulasi pada tanaman karet yaitu okulasi coklat. dan okulasi hijau. Okulasi coklat, dilakukan bila bibit batang bawah telah berumur 9 -18 bulan. Kulit batangnya telah berwarna coklat. Entres (batang atas) juga berwarna coklat. Sedangkan okulasi hijau, dilakukan bila bibit batang bawah telah berumur sekitar 3-6 bulan. Biasanya ukuran batang sebesar pensildan berwarna hijau. Entres yang digunakan juga masih muda dan berwarna hijau.
 
 Peralatan
Alat-alat yang dibutuhkan dalam kegiatan okulasi adalah gergaji entres, pisau okulasi, pita plastik atau tali rafia, pelepah pisang, lilin cair, kuas,dan kain lap. Gergaji entres digunakan untuk memotong kayu batang atas, pisau okulasi untuk mengambil mata tunas dan menyayat batang bawah, pita plastik atau tali raffia untuk mengikat pertautan okulasi, pelepah pisang untuk menempatkan kayu okulasi, dan kain lap untuk membersihkan batang bawah dan pisau okulasi.

Waktu Okulasi
Faktor-faktor iklim mempengaruhi aktivitas tumbuh tanaman, sehingga dapat mempengaruhi hasil okulasi. Faktor-faktor tersebut adalah suhu dan curah hujan. Suhu optimum untuk okulasi adalah 27-29°C. Saat terbaik melakukan okulasi adalah pada awal musim hujan karena saat itu kelembapan tinggi. Tidak dianjurkan melakukan

okulasi pada pertengahan musim kemarau karena risiko kegagalannya sangat tinggi akibat udara yang kering dan panas. Sebaiknya kegiatan okulasi dilakukan pukul 07.00-10.00, saat matahari belum bersinar terik.
 
Tahapan melakukan okulasi
o Mengiris kulit batang bawah pada bagian kulit yang halus kurang lebih pada ketinggian 7-10 cm dari permukaan tanah dengan lebar sepertiga lingkaran batang dan panjangnya sekitar 5 cm. Dalam membuat irisan harus hati-hati, irisan tidak boleh terlalu dalam, kedalaman irisan yang baik adalah setebal kulit batang.

o Mengambil mata dengan cara penyayatan dimulai dari bawah mata tunas ke atas dengan panjang sayatan lebih-kurang 3 cm dari mata tunas. Sayatan dengan mengikut sertakan sebagian kayu dengan lebar 2 cm. Kayu diangkat dengan hati-hati dari ujung ke pangkal. Selanjutnya dibuat potongan mata okulasi dengan panjang 4 cm dan lebar 1,5 cm.

o Mata tunas yang kita peroleh kemudian sisipkan di bawah kulit batang pokok yang telah diiris tadi. Langkah ini harus kita lakukan secara hati-hati. Dalam penyisipan atau penempelan mata tunas jangan sampai ada kotoran yang menempel pada kambium, karena dapat mengganggu menyatunya penempelan.

Mata tempelam kemudian diikat menggunakan pita plastik atau tali rafia. Cara mengikat tempelan dari bawah ke atas. Yang perlu diperhatikan dalam pengikatan ini adalah bagian mata tempelan jangan diikat terlalu erat sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada mata tempelan.

o Setelah kurang lebih 2 minggu dari waktu pengikatan, okulasi sudah dapat dilakukan pemeriksaan berhasil-tidaknya pengokulasian. Ikatan kita buka, lalu mata tempelannya dilihat. Apabila warna mata tempelan itu telah menjadi hijau kemerahan atau hitam, ini berarti pengokulasian kita tidak berhasil atau mata tempelannya telah mati. Tetapi jika mata tempelan masih kelihatan hijau segar dan sudah melekat dengan batang pokok, ini pertanda bahwa okulasi berhasil.

o Bila telah ada kepastian bahwa mata tempelan sudah hidup, langkah selanjutnya adalah memotong batang pokok. Batang pokok langsung dipotong 1 cm di atas mata tempelan, dengan bentuk potongan miring ke balakang sehingga air hujan atau air siraman dapat jatuh ke bawah dan tidak akan tertampung pada tempelan mata. Pemotongan ini bertujuan agar mata tunas cepat tumbuh dan menjadi tunas. Luka bekas potongan sebaiknya langsung diolesi dengan menggunakan lilin atau ter untuk melindungi luka dari bakteri atau jamur.

No comments:

Post a Comment