Tuesday, March 31, 2015

Bahan Pakan Untuk Ruminansia

Bahan Pakan Untuk Ruminansia
Ternak ruminansia memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengkonversikan bahan pakan yang berkualitas rendah menjadi produk hasil ternak yang berkualitas tinggi. Kemampuan ini karena adanya mikroorganisme yang mampu memanfaatkan bahan pakan yang berserat kasar tinggi menjadi sumber energi, perombakan serat ini dilakukan oleh bakteri sellulolitik dengan bantuan enzym sellulase yang dihasilkannya.
Mampu memanfaatkan protein berkualitas rendah menjadi sumber protein yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh ternak. Berbeda dengan unggas, ternak ruminansia mampu memanfaatkan sumber Nitrogen dari bahan baku yang mengandung nitrogen seperti halnya urea, ammonia, biuret diubah menjadi protein mikrobial yang memiliki kualitas yang lebih tinggi untuk diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh ternak.
 
Dalam pembuatan konsentrat sapi kualitas protein bahan tidak mutlak, mengingat adanya kemampuan bakteri rumen yang mampu menyediakan sumber protein yang dapat mencukupi kebutuhan ternak. Hal ini dapat maksimal bila sapi mengkonsumsi ransum yang betul betul diperhitungkan zat-zat makanan yang dapat menstimulir pertumbuhan dan perkembangan populasi mikroba dalam rumen, sehingga mampu mencerna secara maksimal semua pakan yang dikonsumsi

Bahan yang umum digunakan dalam pembuatan konsentrat sapi pada umumnya relatip lebih rendah harganya dibandingkan harga bahan untuk unggas. Ketersediannya didalam negeri cukup terjamin, dari berbagai percobaan dilapangan telah banyak limbah pertanian dan hasil ikutan pabrik yang dapat digunakan sebagai pakan sapi. Agar konsentrat yang kita buat dapat memberikan hasil yang maksimal, kita harus mengetahui riwayat perlakuan pada bahan sebelumnya, berapa besar batasan penggunaan bahan. Hal ini disebabkan adanya faktor pembatas yang akan mengakibatkan tidak disukainya oleh ternak (palatabilitas rendah), kecernaan jadi menurun dan pada gilirannya akan menurunkan konversi pakan.

Ukuran partikel konsentrat sapi ini berbeda-beda berdasarkan kebiasaan dalam pemberian pakannya. Para peternak sapi perah menghendaki agar tekstur konsentrat lembut dengan ukuran saringan (srceen) 4mm. Hal ini berhubungan dengan kebiasaan pemberian pakan yang dicampur air (dikombor). Bila tekturnya kasar makan sebagian bahan bahan akan mengambang, keadaan ini tidak disukai.

Pemberian pakan dalam keadaan basah ini sebetulnya kurang baik, mengingat konsentrat yang tersisa dalam bak pakan akan menjadi asam dan menjadi sumber penyakit (tumbuhnya bakteri pathogen) yang dapat menyebabkan ternak sakit .

Kebiasaan pemberian pakan di Feedlot (tempat penggemukan sapi) dimana pemberian konsentrat diberikan dalam jumlah yang banyak 70 sampai 80% dari total konsumsi, pemberian dalam bentuk kering lebih praktis dan menghemat tenaga kerja . Tektur yang dikehendaki oleh ternak sapi penggemukan biasanya kasar. Dalam pembuatannya bahan-bahan yang masih berbentuk bongkahan terlebih dahulu dihancurkan satu kali tanpa menggunakan saringan, produk yang dihasilkan diameternya kurang lebih 1 cm.

Kelemahan dari perbedaan partikel bahan yang akan dibuat konsentrat akan mengakibatkan sulit bercampurnya partikel kecil dengan yang lebih besar. Bila konsentrat ini dimasukan kedalam karung, maka bahan baku yang partikelnya kecil akan turun kebagian bawah karung. Untuk dapat lebih mengenal bahan, kepada para siswa diperlihatkan bahan bahan yang umum digunakan dan ukuran partikelnya yang biasa dilakukan dalam pembuatan konsentrat sapi.

Bahan Pakan Untuk Unggas

Bahan Pakan Untuk Unggas
Bahan pakan yang biasa dipakai untuk ternak unggas biasanya bahan yang memiliki kandungan serat kasar yang rendah, tinggi kandungan energi dan proteinnya. Untuk kondisi pabrik pakan yang tingkat produksinya tinggi, pada umumnya bahan baku yang digunakan lebih banyak mengandalkan bahan import.

Hal ini dapat dipahami selain besarnya kebutuhan yang sulit dipenuhi oleh bahan lokal juga kontinuitas dan kualitas bahan pakan lokal yang sulit distandarisasi. Bahan yang akan digunakan dalam pembuatan konsentrat unggas harus rendah kadar airnya, rendah kandungan aflatoxin, rendah kandungan serat kasarnya serta memiliki kandungan asam amino yang komplit.

Direktur Jendral Peternakan mengeluarkan peraturan tentang tentang pengawasan mutu bahan pakan dan produk dari semua pabrik pakan, pemeriksaan ini dilakukan menurut metode standar yang telah ditetapkan dalam A.O.A.C. (Association of Official Agricultural Chemist). Guna pemeriksaan ini memerlukan peralatan laboratorium yang canggih dengan keakuratan dan kecepatan analisis yang tinggi.

Pada perusahaan yang produksi pakannya besar, biasanya melengkapi diri dengan peralatan standar untuk menganalisis baik bahan pakan yang baru dibeli maupun produk yang dihasilkan dalam periode waktu tertentu. Perhatian pertama pabrik pakan unggas ini ditekankan pada kualitas asamasam amino. Alat yang digunakan disebut Asam amino Analyser.

Asam amino yang essensial harus mencukupi dalam ransum unggas, mengingat unggas tidak mampu menyediakan (mensintesis asama amino) sendiri dalam tubuhnya jadi mutlak tersedia dalam ransum, ada beberapa asam amino essensial yang bila salah satu dari asam amino kandungan dalam ransum rendah, maka potensi ransum tersebut akan setinggi asam amino yang terendah (defisiensi) protein. Adapun kesebelas asam amino tersebut adalah : valin, phenylalanin, methionine, arginine, tryptophan, threonine, histidine, isoleucine, leucine, lysin dan serine.

Dalam pengenalan ini para siswa dapat melihat wujud dari berbagai macam bahan yang umum digunakan dalam pembuatan konsentrat unggas.

Aneka Ragam Istilah Dalam Pakan

Aneka Ragam Istilah Dalam PakanDalam ilmu pakan ternak ini banyak istilah yang perlu diketahui untuk mencegah terjadinya salah pengertian yang akan berakibat tidak efisiennya program pemberian pakan, kerugian finansial yang muncul akibat program pemberian pakan untuk tujuan pemeliharaan yang salah. Kematian ternak karena keracunan, hal ini bisa terjadi karena ketidaktahuan istilah umum dalam perdagangan , terutama pada bahan pembuat premix dimana penggunaan bahan tersebut perlu mendapat perhatian khusus, khususnya terhadap kandungan zat-zat yang sifatnya membahayakan dalam dosis yang berlebih.

Feed (s) adalah bahan pakan yang dimakan oleh ternak, yang mengandung energi dan zat-zat gizi. Bahan pakan ini terdiri dari air dan bahan kering, bila kita telusuri lagi secara laboratorium bahan kering ini terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan organik bila kita pecah lagi secara kimiawi terdiri dari protein, lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen, sedang bahan anorganik yang dimasud abu seperti calsium, phospor, magnesium, kalium, natrium dan lain sebagainya. Kandungan bahan organik ini dapat diketahui dengan melakukan analisis proximate dan analisis terhadap vitamin dan mineral untuk masing masing komponen vitamin dan mineral yang terkandung didalam bahan dilakukan dilaboratorium dengan teknik dan alat yang specifik.

Antibiotik yaitu suatu obat yang disintesis oleh suatu mikroorganisme dan mempunyai kemampuan (dalam konsentratsi tertentu) untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Penggunaan antibiotik ini harus hati-hati dalam pakan ternak ruminansia, karena dalam sistim pencernaan ternak ruminansia akan membentuk residu yang apabila termakan oleh manusia akan terjadi keracunan antibiotik atau terjadi kekebalan yang menyebabkan kebalnya terhadap dosis yang akan diberikan ketika sakit.

Ransum yaitu pakan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan ternak selama 24 jam. Ransum ternak unggas dan ternak ruminansia sangat berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam sistim pencernaanya. Ternak ruminansia, sistim pencernaanya memiliki kemampuan merombak bahan pakan yang mengandung serat tinggi menjadi produk berupa daging dan susu.

Alat pencernaan ruminansia terbagi menjadi empat bagian yaitu: rumen, retikulum, omasum dan abomasum, yang paling besar volume dan aktivitas perombakan pakan yaitu dibagian rumen, disini tumbuh dan berkembang biak bakteri yang bertanggung jawab merombak bahan pakan menjadi bagian yang mudah diserap oleh tubuh ternak ruminansia.
Ransum sapi perah dan potong terdiri dari hijauan dan konsentrat. Sebenarnya pakan utamanya sapi adalah hijauan sebagai sumber energi untuk menunjang kehidupannya. Jika hijauan yang tersedia memiliki kualitas yang baik maka produktivitas ternak biasa maksimal. Kondisi hijauan di Indonesia secara umum kualitasnya masih rendah, hal ini ditandai dengan rendahnya kandungan protein, tingginya lignin dan rendahnya nilai kecernaanya. Bila kita akan merencanakan sapi dengan tingkat produksi susu yang tinggi pemberian pakan sapi harus kombinasi antara hijauan dengan konsentrat.

Konsentrat sapi, sudah dikenal para peternak sapi untuk produk yang dihasilkan pabrik pakan, Konsentrat ini dibuat dari dua atau lebih bahan hasil ikutan pabrik, limbah pabrik atau produk pabrik. Kandungan proteinnya biasanya berkisar 14 sampai 17% dengan kandungan TDN 65 sampai 70%, dilengkapi dengan vitamin dan mineral. Konsentrat ini biasanya diberikan sebagai pakan tambahan setelah diberi sapi diberi rumput

Konsentrat unggas biasannya disebut ransum, konsentrat ini dibuat untuk berbagai jenis dan periode hidup ternak unggas. Yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan konsentrat ini adalah kandungan asam-asam amino essensial (kualitas protein) hal ini dikarenakan unggas tidak mampu memenuhi kebutuhannya bila tidak tersedia dalam ransum. Sistem pencernaanya tidak mampu memanfaatkan hijauan sebagai makanannya

Keterbatasan ini dikarenakan sistim pencernaan unggas tidak mampu mencerna serat kasar, sehingga serat kasar menjadi faktor yang harus dibatasi dalam pembuatan konsentrat.
Keseimbangan energi dengan protein ransum perlu mendapat perhatian serius karena berkaitan erat dengan tingkat konsumsi. Yang pada gilirannya akan mempengaruhi kecukupan akan zat-zat makanan. Dalam pembuatan konsentrat untuk unggas ini sangat banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Sehingga didalam pemberiannya nanti dalam jumlah tertentu diharapkan akan memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk dapat tumbuh dan berproduksi..

Monday, March 30, 2015

Pengelompokan Bahan Pakan ternak

Pengelompokan Bahan Pakan
Bahan pakan dikelompokan kedalam delapan kelas yang didasarkan pada karakter fisik dan kimianya yang biasa digunakan dalam pembuatan pakan. Adapun klasifikasi ini adalah sebagai berikut :

Hijauan kering (Dry forage)
Semua hijauan pakan dan limbah pertanian yang dipotong dan dikeringkan yang mengandung serat kasar lebih dari 18% atau mengandung 35% dinding sel (berdasarkan bahan kering). Hijauan ini rendah kandungan energinya karena tingginya kandungan dinding sel. Contoh : Hay, jerami padi, jerami kacang-kacangan.

Hijauan segar, padang rumput dan tanaman pakan.
Kelompok ini terdiri dari hijauan yang dipotong atau yang ditanam pada padang penggembalaan dalam keadaan segar (kandungan airnya tinggi)

Silages (silase)
Kelas ini terdiri dari hijauan yang telah mengalami proses pengawetan asam, misalnya silase rumput, silase leguminosa tidak termasuk silase ikan, biji-bijian dan umbi-umbian.

Sumber energi
Produk ini mengandung protein kurang dari 20% dan kandungan serat kasarnya kurang dari 18% misalnya hasil ikutan pabrik seperti dedak halus, onggok, tetes dan umbi-umbian

Sumber protein
Bahan ini mengandung protein 20% atau lebih, biasanya bahan ini berasal dari bagian tubuh hewan seperti tepung daging, tepung darah, tepung ikan

Sumber mineral
Bahan yang banyak mengandung mineral yang dibutuhkan oleh ternak, misalnya kapur, phosphat, belerang dll.

Sumber vitamin
Bahan yang mengandung vitamin yang tinggi seperti vitamin A, D, E dan lainnya.

Additives
Suatu bahan atau kombinasi bahan yang biasa digunakan dalam campuran ransum digunakan dalam jumlah sedikit untuk memenuhi kebutuhan tertentu, misalnya memacu pertumbuhan, meningkatkan kecernaan dan lain sebagainya. Sebagai contoh antara lain: antibiotik, hormon, probiotik, pewarna, rasa dan lainnya

Klasifikasi Bahan Pakan ternak Internasional

Klasifikasi Bahan Pakan Internasional
Bahan pakan adalah suatu bahan yang dimakan oleh ternak yang mengandung energi dan zat-zat gizi di dalam bahan pakan. Bahan makanan adalah bahan yang dapat dimakan, dan digunakan oleh hewan untuk pertumbuhan, produksi dan hidup pokok ternak. Kebutuhan ternak akan pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah nutrisi setiap harinya sangat tergantung pada jenis ternak, umur, fase pertumbuhan (dewasa, bunting dan menyusui), kondisi tubuh, dan lingkungan tempat hidupya, serta bobot badannya

Pertumbuhan produksi dan hidup pokok hewan memerlukan zat gizi. Pakan ternak mengandung zat gizi untuk keperluan kebutuhan energi maupun fungsi-fungsi (pertumbuhan, produksi dan hidup pokok) tetapi kandungan zat gizi pada masing-masing pakan ternak berbeda. Klasifikasi bahan pakan secara internasional telah membagi bahan pakan menjadi 8 kelas, yaitu hijauan kering, pasture atau hijauan segar, silase, sumber energi, sumber protein, sumber mineral, sumber vitamin, zat additive

Hijauan Kering dan Jerami
Bahan yang termasuk dalam kelas ini adalah semua hay jerami kering, dry fodder, dry stover dan semua bahan pakan kering yang berisi 18% atau lebih serat kasar (Rasyaf, 1994). Hijauan kering adalah rumput dan daun-daunan leguminosa yang sengaja dikeringkan agar dapat disimpan dalam waktu yang lama dan digunakan sebagai cadangan bahan pakan ternak pada musim kekurangan pakan. Pemberian jerami pada beberapa ternak akan menunjukkan defisiensi vitamin A karena terjadinya penurunan suplementasi vitamin A saat proses fermentasi di dalam rumen.

Pastura atau Hijauan Segar
Tanaman padangan hijauan yang diberikan segar termasuk dalam kelas ini adalah semua hijauan diberikan secara segar. Hijauan segar atau pasture dapat dihasilkan dari jenis rumput maupun leguminosa. Hijauan merupakan sumber
pakan utama ruminansia baik berupa rumput maupun leguminosa. Hijauan akan terasa kasar bila diraba dan mempunyai bau khas masing-masing. Pastura atau hijauan segar memiliki nilai protein yang cukup tinggi.

Silase
Kelas ini menyebutkan silase hijauan (jagung, alfafa, rumput dsb) tetapi tidak silase ikan, biji-bijian dan akar-akaran. Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan pakan yang berasal dari hijauan yang telah mengalami proses fermentasi didalam silo secara anaerob, menagndung bahan kering sebesar 20,35%. Proses pengawetan hijauan dengan cara fermentasi menggunakan satu jenis bakteri disebut erilase. Bahan pakan yang mengalami ensilase di sebut silase. Silase membuat pakan menjadi asam dan lembek .

Sumber Energi
Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan-bahan dengan kandungan protein kasar kurang dari 20% dan serat kasar kurang dari 18% atau kandungan dinding selnya kurang dari 35%. Zat makanan yang digunakan sebagai sumber energi utama adalah karbohidrat. Karbohidrat mensuplai sekitar 80% total energ.

Sumber Protein
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20%. Bahan pakan sumber protein biasanya berupa tepung atau bungkil. Semua pakan yang mengandung protein 20% atau lebih biasanya berasal dari tanaman, hewan dan ikan.

Sumber Mineral
Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah semua makanan yang mengandung cukup banyak mineral. Kandungan asam aminonya baik, banyak mengandung vitamin dan mineral. Unsur anorganik mempunyai banyak fungsi dalam proses pengatur pertumbuhan.

Sumber Vitamin
Vitamin adalah organik yang tidak ada hubungan satu dengan yang lain, diperlukan dalam jumlah kecil untuk pertumbuhan normal. Vitamin dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil tetapi merupakan regulator metabolis.

Zat Additif
Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan-bahan yang ditambahkan kedalam ransum dalam jumlah sedikit. Zat additif adalah zat-zat tertentu yang biasanya ditambahkan pada ransum seperti antibiotik, zat-zat warna, hormon dan obat-obatan lainnya. Bahan additif adalah suatu komposisi dari zat tertentu yang biasanya ditambahkan sebagai pelengkap komposisi bahan pakan pada ternak. Misalnya: antibiotik, vitamin, mineral, obat-obatan dan sebagainya. Meskipun bukan tergolong sebagai bahan pakan, namun bahan additif hampir tidak terpisahkan dengan praktik peternakana modern karena sangat bermanfaat secara ekonomi, untuk mendukung secara efisiensi penggunaan pakan.

Evaluasi pakan ternak agar mendapat pakan sapi yang berkualitas

Untuk dapat mendapatkan pakan sapi yang berkualitas, bahan baku penyusun ransum untuk pakan ruminansia harus dievaluasi. Ada beberapa cara yang biasa dilakukan antara lain:
1. Uji Organoleptik (analisis fisik), dengan melihat bentuk, warna, aroma, bau dan lainnya, agar tidak menyimpang dari yang disyaratkan.

2. Analisis kimia. Banyak metode metode kimia yang dapat digunakan untuk mengukur kandungan zat makanan pada setiap bahan pakan. Salah satu metode yang sangat umum digunakan adalah metode analisis proksimat. Metode ini dapat memberikan gambaran mengenai komposisi kimia suatu bahan pakan meliputi kandungan air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral

3. Percobaan daya cerna dan keseimbangan zat makanan.
Uji organoleptik merupakan uji mempergunakan bantuan organ tubuh seperti tangan, mata, hidung, dan lidah. Tangan dalam kontek ini dipakai untuk menentukan tekstur bahan, mata untuk menentukan warna bahan, kehadiran bahan asing dan tingkat kerusakan, , hidung untuk menentukan bau sedangkan lidah untuk menentukan rasa dari suatu bahan pakan.
Uji ini menuntut pengalaman dari pemakai sehingga makin banyak pengalaman pemakai makin akurat hasil yang dicapai. Pemakai yang berpengalaman akan mengetahui mutu standar dari suatu bahan pakan sehingga mereka dengan mudah dapat menentukan mana bahan yang baik dan buruk, atau bahkan untuk bahan yang dipalsukan.

Indikator tekstur hanya dapat dipakai untuk bahan pakan berbentuk tepung. Bahan pakan yang masih baik akan mempunyai tekstur yang baik seperti ketika bahan tersebut keluar dari mesin penggiling, sebaliknya pada bahan pakan yang jelek akan terdapat gumpalan-gumpalan pada sebagian atau keseluruhan bahannya. Umumnya bahan yang telah mengalami penyimpanan dalam waktu yang lama atau dalam kondisi yang tidak baik akan mempunyai tekstur tidak baik (terdapat gumpalan-gumpalan) yang diakibatkan oleh faktor kimia atau biologi yang terjadi selama penyimpanan. Bahan yang bertekstur tidak baik umumnya akan mempunyai bau dan rasa yang tidak baik juga

Indikator warna bisa dipakai untuk semua jenis bahan pakan. Warna bahan yang baik dapat mengindikasikan bahwa bahan tersebut masih baru atau telah dikelola dengan baik sedangkan warna yang sudah memudar mengindikasikan bahwa bahan tersebut sudah lama mengalami penyimpanan atau telah dikelola dengan tidak baik. Mikroorganisma berperanan penting dalam memudarkan warna suatu bahan pakan.

Selain indikator warna, mata dapat juga dipakai untuk menguji bahan pakan dilihat dari segi kehadiran bahan asing atau mikroorganisma. Uji ini dapat dipakai untuk semua jenis bahan pakan baik berbentuk tepung maupun butiran. Makin besar kehadiran benda asing makin jelek bahan tersebut, sebaliknya makin sedikit kehadiran benda asing makin baik bahan tersebut Selain itu organ mata dapat juga dipakai untuk menguji bahan butiran atau bijian dilihat dari sisi jumlah butiran atau bijian yang pecah atau keriput. Makin banyak bijian yang pecah makin mudah bahan tersebut terkontaminasi atau diserang oleh mikroorganisma, sehingga penilaian yang diberikan akan makin jelek dengan makin banyaknya butiran yang pecah.
 
Hidung sebagai organ pencium dapat dipakai untuk menguji semua bahan pakan baik yang berbentuk tepung maupun bentuk lainnya. Uji ini sangat baik untuk diterapkan pada bahan pakan yang tinggi kandungan lemak nya terutama lemak tak jenuh, mengingat bahan yang termasuk kelompok ini akan mudah menjadi tengik dengan makin lamanya penyimpanan. Makin tengik bahan yang diuji makin jelek bahan tersebut.

Ujung lidah berperanan penting dalam menguji rasa suatu bahan pakan. Uji ini sangat menuntut pengetahuan dari penguji akan rasa dari suatu bahan pakan. Berbeda dengan uji warna yang dapat menggunakan photo standar dari suatu bahan pakan, uji ini tidak dapat menggunakan alat bantu dan bahkan seringkali antar penguji berbeda dalam menilai rasa suatu bahan pakan.

Sunday, March 29, 2015

Macam-macam konsentrat untuk makan ternak

Konsentrat
Konsentrat atau makanan penguat adalah bahan pakan yang tinggi kadar zat-zat makanan seperti protein atau karbohidrat dan rendahnya kadar serat kasar (dibawah 18%). Konsentrat mudah dicerna, karena terbuat dari campuran beberapa bahan pakan sumber energi (biji-bijian, sumber protein jenis bungkil, kacang-kacangan, vitamin dan mineral).

Konsentrat dapat berasal dari bahan pangan atau dari tanaman seperti serealia (misalnya jagung, padi atau gandum), kacang-kacangan (misalnya kacang hijau atau kedelai), umbi-umbian (misalnya ubi kayu atau ubi jalar), dan buah-buahan (misalnya kelapa atau kelapa sawit). Konsentrat juga dapat berasal dari hewan seperti tepung daging dan tepung ikan. Disamping itu juga dapat berasal dari industri kimia seperti protein sel tunggal, limbah atau hasil ikutan dari produksi bahan pangan seperti dedak padi dan pollard, hasil ikutan proses ekstraksi seperti bungkil kelapa dan bungkil kedelai, limbah pemotongan hewan seperti tepung darah dan tepung bulu, dan limbah proses fermentasi seperti ampas bir

Penggunaan konsentrat agar dapat mencapai sasaran harus memperhatikan 3 (tiga) hal berikut:
  1. Pemberian konsentrat jangan terlalu berlebihan, namun harus memperhatikan kebutuhan nutrisi ternak;
  2.  Pemberian konsentrat jangan terlalu berlebihan, namun harus memperhatikan kebutuhan nutrisi ternak; dan
  3. Pemberian konsentrat harus sesuai dengan imbangan jumlah produksi (susu atau daging).

Berdasarkan kandungan gizinya, konsentrat dibagi dua golongan yaitu konsentrat sebagai sumber energi dan sebagai sumber protein.
  1. Konsentrat sebagai sumber protein apabila kandungan protein lebih dari 18%, Total Digestible Nutrision (TDN) 60%,
  2.  konsentrat sebagai sumber energi apabila kandungan protein dibawah 18%, TDN 60% dan serat kasarnya lebih dari 10%. Contohnya : dedak, jagung, empok dan polar.

1. Konsentrat yang berasal dari hewan
Konsentrat ini terdiri dari tepung daging, tepung tulang dan daging, tepung darah, hasil samping pengolahan ikan seperti tepung ikan dan ikan kecil, hasil sampingan pengolahan susu seperti bubuk susu skim, “whey” dan lemak susu. Bahan-bahan ini ditandai dengan protein kualitas tinggi yang relatif banyak jumlah yang dikandungnya dan kandungan mineral yang tinggi. Konsentrat yang berasal dari hewan mengandung protein lebih dari 47%. Mineral Ca lebih dari 1% dan P lebih dari 1,5% serta kandungan serat kasar dibawah 2,5%, contohnya: tepung ikan, tepung susu, tepung daging, tepung darah, tepung bulu dan tepung cacing.

2. Konsentrat yang berasal dari tanaman
Konsentrat dengan energi tinggi yang berasal dari tanaman. Konsentrat ini meliputi makanan yang mengandung tenaga yang tinggi dan protein tinggi. Kelompok terbanyak adalah biji-bijian beras, jagung, sorghum dan “millet”. SE dan TDN nya tinggi, kandungan potein kasar menengah dan serat kasar yang rendah, kandungan mineral bervariasi.
Konsentrat yang berasal dari tumbuhan, kandungan proteinnya dibawah 47%, mineral Ca dibawah 1% dan P dibawah 1,5% serat kasar lebih dari 2,5%, contohnya : tepung kedelai, tepung biji kapuk, tepung bunga matahari, bungkil wijen, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit dan lainnya. Konsentrat dengan protein yang tinggi yang berasal dari tanaman. Konsentrat ini meliputi kacang giling, kedelai, wijen, biji palm, biji kapas, biji karet dan kelapa dan mempunyai kandungan SE dan TDN yang tinggi dan kandungan protein kasarnya (CP) antara 15-45 persen.

Berikut berbagai macam bentuk pakan ternak konsentrat

Berikut berbagai macam bentuk pakan konsentrat:
1) Bentuk Tepung (Mash)
Bentuk Tepung (Mash): biasanya untuk konsentrat ternak sapi, ayam petelur (Grower ,Layer), kambing dan domba, puyuh petelur (Stater, Layer). Mash adalah bentuk ransum yang paling sederhana yang merupakan campuran serbuk (tepung) dan granula. Ransum ini, semua campuran atau unsur digiling halus, dan dicampur merata (homogen). Bentuk ransum mash ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
  1. Kebaikan ransum makanan yang halus ialah: komposisi ransum merata (homogen)
  2. Kelemahannya
  3. mudah tercece
  4. pakan yang ada dalam tempat makanan harus sering diaduk
  5. pakan sering melekat diparuh, sehingga tempat minum koto
  6. Bentuk ransum ini cocok untuk ayam starter, sesuai dengan kondisi ayam yang masih kecil.
  7. Ternak unggas terutama ayam mudah menjadi bosan atau kurang terangsang, sebab ayam lebih tertarik kepada makanan yang berbentuk butiran.

2) Bentuk Pellet
Bentuk Pellet: biasanya untuk ternak ayam petelur (Layer), ayam pedaging (Finisher). Pellet adalah ransum yang berasal dari berbagai bahan pakan dengan perbandingan komposisi yang telah dihitung dan ditentukan. Bahan tersebut diolah menggunakan mesin pellet (pelletizer) untuk mengurangi loss nurisi dalam bentuk yang lebih utuh. Bentuk makanan ini pun memiliki kelebihan dan kekurangan.
 Keuntungan makanan bentuk pellet
  •  merangsang selara makan, sebab ayam lebih tertarik kepada makanan yang berbentuk butiran, sedangkan setiap pellet memiliki kandungan gizi yang sama
  • makanan pellet tak mudah melekat pada tempat makan dan paruh, sehingga tidak ada makan yang tercecer
  • ayam tak memilih-milih makanan.
  • Kekuranganny
  •  harga relative mahal
  •  kemungkinan terjadi kerusakan beberapa zat makanan tertentu sewaktu terjadi proses pembuata
  •  ayam akan lebih banyak minum

3) Bentuk Crumble
Bentuk Crumble (pecahan pellet): biasanya untuk ternak ayam pedaging (Stater), ayam petelur (stater, grower dan layer), Puyuh (Stater, Remaja). Ransum berbentuk pellet yang dipecah menjadi 2-3 bagian untuk memperkecil ukurannya agar bisa dimakan ternak. Crumble ialah makanan butiran pecah (remah). Kelebihan ransum berbentuk pellet adalah distribusi bahan pakan lebih merata sehingga loss nutrisi mudah dicegah dan tidak tercecer pada waktu dikonsumsi ternak.

4) Bentuk Kibble
Bentuk Kibble (campuran dari bentuk pellet, mash dan bijian yang dipecah): bentuk ini sangat jarang digunakan, hanya pabrikan pakan tertentu yang menggunakan bentuk ini. Biasanya untuk ayam petelur (Layer).

Mengenal Hijauan Pakan Ternak (HPT)

Hijauan Pakan Ternak (HPT)
Hijauan dapat berupa rumput-rumputan dan leguminosa segar atau kering serta silase yang dapat berupa jerami yang berasal dari limbah pangan (jerami padi, jerami kedelai, pucuk tebu) atau yang berasal dari pohon-pohonan (daun gamal dan daun lamtoro
Hijauan adalah salah satu jenis bahan makanan ternak yang berasal dari tanaman dan mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh ternak. Berdasarkan penyajiannya, hijauan dibedakan menjadi hijauan segar (Kadar air > 80 %) dan hijauan kering (Kadar air < 80 %). Secara umum sumber bahan pakan untuk ternak dibagi menjadi 2 yaitu hijauan dan non hijauan. Berdasarkan asalnya, sumber hijauan banyak didapatkan dari jenis rumput, legum dan daun-daunan sedangkan sumber non hijauan banyak didapatkan dari biji-bijian dan bahan sumber mineral. Setiap jenis hijauan memiliki karakteristik yang berbeda diantaranya dari ciri, morfologi (bentuk, warna dan bau) dan nilai gizinya. Sedangkan berdasarkan kelompoknya (family), hijauan dibagi menjadi 3 kelompok besar, yakni :

1. Kelompok rumput-rumputan (Graminae) diantaranya adalah
  1. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum
  2.  Rumput Raja (King grass
  3.  Rumput Benggala (Panicum maximum)
  4. Rumput Meksiko (Euchlaena mexicana)
  5. Rumput Setaria (Setaria sphacelata
  6.  Rumput Signal (Brachiaria decumbens
  7.  Rumput Para (Brachiaria mutica
  8.  Rumput Pangola (Digitaria decumbens)
  9. Rumput Jaragua (Hyparrhenia rufa)
  10. Rumput Paspalum dilatat
  11.  Rumpur Rhodes (Chloris gayana
  12.  Rumput Jukut caladi (Melinis minutiflora)
  13. Sudan grass, rumput suda
  14.  Blady grass (Imperata cilindrica )

Rumput merupakan hijauan pakan yang memiliki ciri perakaran serabut, bentuk dan dasar sederhana, perakaraan silindris, menyatu dengan batang, lembar daun terbentuk pada pelepah yang muncul pada buku-buku (nodus) dan melingkari batang

selama pertumbuhan tanaman muda (seedling). Akar sekunder berbentuk padat di bawah permukaan tanah dekat dengan batang dasar

Rumput dibedakan menjadi dua golongan yaitu rumput potong dan rumput gembala
Syarat rumput potong adalah produksi per satuan luas cukup tinggi, tumbuh tinggi secara vertikal, banyak anakan dan responsif terhadap pemupukan, contohnya adalah Pennisetum purpureum, Panicum maximum, Euchlaena mexicana, Setaria sphacelata, Panicum coloratum, Sudan grass. Syarat rumput

gembala adalah pendek atau menjalar (stolon), tahan renggut dan injak, perakarannya kuat dan dalam, serta tahan kekeringan. Contohnya adalah Brachiaria brizantha, Brachiaria ruziziensis, Brachiaria mutica, Paspalum dilatatum, Digitaria decumbens, Chloris gayana

2. Kelompok kacang-kacangan (Leguminoceae) diantaranya adalah
  1.  Kacang Kupu (Centrocema pubescens)
  2. Gamal (Gliricidia sepium)
  3. Lamtoro (Leucaena leucocephal
  4. Turi (Sesbania grandiflora
  5.  Kaliandra (Calliandra calothyrsus
  6.  Kacang-kacangan (Arachis pintoii
  7.  Kacang-kacangan (Arachis glabrata
  8.  Calopogonium (Colopogonium mucunoides Desv
  9.  Puero (Pueraria phaseoloides
  10.  Stylo (Stylosanthes guianensis)
  11.  Carribian Stylo (Stylosanthes hamata
  12.  Glycine wightii

Legum termasuk dicotyledoneus dimana embrio mengandung dua daun biji cotyledone (Susetyo,1985). Famili legume dibagi menjadi tiga group sub famili yaitu mimosaceae, tanaman kayu dan herba dengan bunga reguler. Tanaman kayu dan herba dengan ciri khas bunga berbentuk kupu-kupu, kebanyakan tanaman pakan ekonomi penting termasuk dalam group papilionaceae. Legume yang ada mempunyai siklus hidup secara annual, binial atau perennial

3. Kelompok daun-daunan diantaranya adalah
  1.  Daun Nangka
  2. Daun Pepaya
  3. Daun Pisang
  4. Daun Ubi jalar
  5. Daun Singkon
  6.  Babadota
  7.  Paku-pakuan

Saturday, March 28, 2015

Langkah-langkah menyiapkan lahan sebagai tempat pembibitan tanaman

1). Pembersihan lahan
Lahan sebagai tempat kegiatan dari pembibitan tanaman harus benar-benar bersih dari sampah dan tanaman pengganggu. Oleh karena itu pembersihan lahan sangatlah penting agar lahan tersebut terbebas dari sisa-sisa tanaman sebelumnya atau rerumputan semak-semak yang tumbuh, batu-batuan maupun sisa-sisa perakaran dari tanaman sebelumnya yang dapat mengganggu pertumbuhan akar bibit nantinya. Selain itu dimaksudkan untuk membebaskan tempat pembibitan dari sarang patogen yang akan menjadi sumber kontaminasi. Langkah pembersihan sama dengan kompetensi dasar penyiapan lahan

2). Jenis dan ukuran tempat pembibitan
Untuk mendukung tumbuhnya benih kecambah yang disemai dan bibit disapih di tempat pembibitan, maka dibutuhkan suatu tempat yang sesuai dengan keperluannya. Umumnya tempat pembibitan yang banyak digunakan antara lain :

a). Raised Bed
Adalah tempat pembibitan yang berbentuk bedengan atau guludan pada lahan datar tanpa menggunakan atap/naungan diatasnya.

b). Sunked Bed
Adalah tempat pembibitan yang berbentuk bedengan yang terletak dibawah permukaan tanah dengan kedalaman tertentu dan pada bagian-bagian atasnya diberi atap/naungan yang dapat dibuka tutup.

Tempat pemibibitan ini biasanya digunakan untuk daerah yang kelembabannya rendah dan tiupan anginnya cukup kencang sehingga dapat merusak kecambah yang baru tumbuh.

Umumnya tempat pembibitan yang banyak digunakan antara lain :
Shade House
Adalah tempat pembibitan yang berbentuk bedengan/guludan pada lahan datar dengan dilengkapi naungan yang dapat dibuka dan ditutup pada bagian naungannya.
 
Green House
Adalah tempat pembibitan yang berbentuk rumah kaca yang dapat dikendalikan temperaturnya dan kelembaban udara didalamnya sesuai dengan kebutuhan benih kecambah yang ditanam.

Pada dasarnya tempat pembibitan dibuat dengan cara yang sama, terdiri dari bedengan dengan naungan atau tanpa naungan. Hanya bedanya dalam perlakuannya tergantung pada tujuan kebutuhan.

Waktu pemasangan mulsa plastic untuk budidaya tanaman

Penggunaan mulsa dari tanaman penutup tanah
Pada lahan penanaman tanaman perkebunan tahunan, diantara tanaman ditanami tanaman penutup tanah. Fungsi tanaman adalah sebagai penutup tanah agar:
1. Gulma tidak tumbuh
2. Menjaga kelembaban tanah
3. Sebagai pupuk hijau/ organic khususnya penutup tanah jenis kacang-kacangan.
 
 Waktu pemasangan mulsa plastic
Pemasangan mulsa plastic PHP dilakukan bersamaan dengan pemupukan dasar. Setelah dipupuk , bedengan dirapikan dan disiram air berulang-ulang agar pupuk segera bereaksi, kemudian langsung ditutup mulsa PHP.
 
Pemasangan mulsa PHP sebaiknya dilakukan pada saat cuaca panas, antara pukul 09.00 – 14.00. Pada kondisi tersebut , mulsa akan mudah mengembang saat ditarik kencang. Untuk panjang bedengan 12 m, mulsa yang diperlukan cukup 11-11,5 m, tergantung kondisi panas. Tahapan pemasangan mulsa PHP
 
  • Mulsa ditarik secara perlahan sampai tidak mengembang lagi pada salah satu ujungnya, sedangkan ujung yang lain hanya ditahan
  • Mulsa yang sudah ditarik, dikaitkan pada tanah bedengan dengan menggunakan penjepit mulsa yang berupa pasak dari belahan bamboo yang ditekuk sepertihuruf U.
  • Setelah salah satu ujung sudah terkait rapat dengan tanah, ujung satunya ditarik dan dikaitkan secara rapat di bedengan.
  • Pemasangan mulsa dapat pula dilakukan secara bersamaan pada kedua ujungnya. Namun perlu dilakukan ekstra hati-hati karena mulsa plastic ini sangat tipis. Sebaiknya penarikan secara perlahan-lahan tetapi pasti

Pemulsaan tanah melindungi tanah dari erosi

Mulsa adalah penutup lahan, yang berfungsi untuk melindungi tanah agar terlindung dari dari erosi, pertumbuhan gulma tertekan, kelembaban tanah terjaga, dan menghindari percikan langsung air hujan sehingga tidak mengenai batang tanaman tanaman.

Mulsa yang biasanya digunakan oleh petani ada tiga (3) macam yaitu
1) mulsa dari seresah (potongan tanaman yang sudah kering) dan
2) mulsa dari plastic hitam perak (PHP) atau hitam saja
3) mulsa dari tanaman hidup (tanaman penutup tanah)

Mulsa dari seresah biasanya diterapkan pada tanaman buah semusim, tanaman palawija dan tanaman tanaman buah. Mulsa dari bahan mulsa plastic khususnya yang hitam perak (PHP) banyak diterapkan untuk tanaman sayuran dan buah semusim. Sedangkan tanaman penutup tanah yang juga bisa berfungsi sebagai mulsa banyak diterapkan untuk tanaman perkebunan tahunan.

1). Penggunaan mulsa dari bahan seresah
Sumber bahan seresah bermacam-macam bisa dari potongan rumput, daun-daun kering, daun hasil pangkasan. Keunggulan mulsa dari bahan ini adalah seresah bisa menjadi pupuk organik

2). Penggunaan mulsa dari bahan plastic hitam atau PHP
Pada saat ini, banyak petani memilih PHP sebagai mulsa, mengingat fungsinya sangat mendukung keberhasilan dalam budidaya dan ketersediaan barangnya cukup banyak dan mudah didapat.

Manfaat penggunaan mulsa PHP antara lain
a) Menekan perkembangan biakan hama dan penyakit tanaman
Warna perak memantulkan cahaya matahari. Pantulan ini akan menerpa di balik daun tanaman sehingga dapat mengusir kutu daun, aphids, thrips, tungau, dan ulat daun pada musim kemarau maupun cendawan yang terdapat di balik daun pada musim hujan.
 
b) Menekan pertumbuhan gulma
Suasana gelap di bagian dalam mulsa menyebabkan gulma tertekan pertumbuhannya. Hanya gulma tertentu seperti teki dan anakan pisang, yang mampu menembus mulsa, sehingga akan mengurangi biaya penyiangan. Dengan demikian pertumbuhan gulma tertekan. Unsur hara diserap sepenuhnya oleh tanaman sehingga pertumbuhan tanaman subur dan kokoh

c) Merangsang pertumbuhan akar
Warna hitam akan menyerap panas sehingga suhu tanah di dalam bedengan tetap hangat. Suhu yang hangat dan suasana gelap akan merangsang pertumbuhan akar tanaman secara optimal. Akibat lebih jauh pertumbuhan tanaman juga bertambah optimal.

d) Meningkatkan proses fotosintesa
Pantulan cahaya matahari akan meningkatkan jumlah cahaya yang diterima tanaman sehingga terjadi peningkatan laju fotosintesa. Akibatnya suplai makanan ke setiap bagian tanaman bertambah. Hal ini akan merangsang pertumbuhan dan produksi tanaman lebih cepat dan meningkat, baik segi kuantitas maupun kualitas.

e) Mengurangi penguapan
Penggunaan mulsa akan menenkan penguapan air dan pupuk sekecil mungkin. Penguapan air dan pupuk hanya berlangsung lewat lubang penanaman sehingga kelembaban dan kesuburan terjaga.

f) Mencegah erosi tanah
Pemakaian mulsa akan menekan terjadinya erosi pada tanah bedengan penanaman di musism hujan
 
g) Mempertahankan struktur, suhu dan kelembaban tanah
Penggunaan mulsa PHP akan mempertahankan struktur tanah tetap gembur, suhu relative stabil, dan kelembapan tanah terjaga.

h) Menghemat tenaga kerja
Penggunaan mulsa menghemat biaya tenaga kerja karena menggunakan system pemupukan semi total (80%). Pemupukan susulan diberikan hanya jika kondisi tanaman memerlukannya, penyiangan relative sedikit, dan penyiraman per tanaman hampir tidak pernah dilakukan.

i) Mengurangi residu pestisida
Penggunaan mulsa akan menahan residu pestisida yang jatuh di atas permukaan bedengan sehingga tidak membahayakan tanaman itu sendiri maupun lingkungan pertanaman.

j) Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi
Penggunaan mulsa akan mencegah percikan air dan tanah mengenai buah, menekan gulma, mengurangi penguapan, menekan hama dan penyakit, memacu perkembangan akar, meningkatkan fotosintesa, serta penyerapan unsure hara sehingga kualitas dan kuantitas produksi meningkat.

Friday, March 27, 2015

Tahap-tahap Mengolah Tanah

Mengolah Tanah
Tahap penyiapan setelah lahan bersih dari segala kontaminan adalah pengolahan tanah.
Pengolahan tanah dalam usaha budidaya pertanian bertujuan untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap tanam baik secara fisis, khemis, maupun biologis, sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik. Pengolahan tanah terutama akan memperbaiki secara fisis, perbaikan khemis dan biologis terjadi secara tidak langsung.
Kegiatan pengolahan tanah dibagi ke dalam dua tahap, yaitu:

1) Pengolahan tanah pertama (pembalikan tanah), dan
2) Pengolahan tanah kedua (penggemburan tanah). Pengolahan tanah pertama (pembalikan tanah)
3) Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong, kemudian dibalik agar sisa tanaman dan
     gulma yang ada di permukaan tanah terpotong dan terbenam.
4) Kedalaman pemotongan dan pembalikan tanah umumnya antara 15 sampai 20 cm.
5) Alat yang digunakan adalah garpu

Pengolahan tanah kedua (penggemburan tanah)
Pada umumnya pengolahan tanah kedua menyusul setelah pengolahan tanah pertama yang lebih dalam. Tujuan umum pengolahan tanah kedua adalah sebagai berikut :
  1. Untuk memperbaiki pertanian dengan penggemburan tanah yang lebih baik
  2. Untuk mengawetkan lengas tanah dengan penggarapan tanah bero dalam musim panas untuk membunuh gulma dan mengurangi penguapan.
  3. Untuk memotong-motong sisa tanaman atau reresah tanaman yang tertinggal dan mencampurnya dengan tanah lapis atas.
  4. Untuk memecah bongkahan tanah dan sedikit memantapkan lapisan tanah atas, sehingga menempatkan tanah dalam kondisi yang lebih baik untuk penyebaran perkecambahan biji.
  5. Untuk membinasakan gulma pada lahan yang diberokan.

Alat yang digunakan dalam pengolahan tanah kedua adalah cangkul.
Tahapan pencangkulan adalah tanah diusahakan lembab, pencangkulan dapat dimulai dari bagian petak yang teraliri air, kemudian bergerak ke samping sepanjang alur air, sambil merembeskan air ke tempat yang belum terjangkau. Selanjutnya petak di sebelahnya dikerjakan hingga selesai.

Pengolahan tanah selain menggunakan kedua alat adalah dengan menggunakan tenaga kerbau yang dilengkapi dengan bajak singkal. Pengolahan dengan tenaga kerbau banyak digunakan untuk mengolah tanah sawah.

Membuat Bedengan/Petakan
Pembuatan bedengan bertujuan untuk memudahkan pemeliharaan khususnya dalam pengaturan pemberian dan pembuangan air, pemupukan, dan penyiangan. Panjang bedengan sebaiknya tidak lebih dari 12 m, lebar bedengan 110 – 120 cm. Tinggi bedengan disesuaikan dengan musim. Bedengan dibuat lebih tinggi pada musim hujan dengan tujuan agar perakaran tanaman tidak terendam air dalam waktu yang lama dan pembuangan airnya lancar. Air yang berlebihan akan menyulitkan akar untuk bernafas.

Ukuran bedengan untuk tanaman cabai :
1) Panjang : 10-12 m
2) Lebar : 110-120 cm
3) Tinggi : 30-40 cm (musim kemarau)
4) 50-70 cm (musim hujan)
5) Lebar : 50-55 cm
6) 60-70 cm

Untuk memudahkan pekerjaan, dibuat plot-plot dengan tali terlebih dahulu, kemudian tanah di parit dinaikkan kea rah bedengan. Hal ini dilakukan setelah lahan digarpu/dibajak, digaru dan dicangkul agar tanah bedengan gembur

Hama Non potogenik cara pembersihan

Non potogenik
Terdiri dari:
a). Genangan air
Yaitu genangan air yang dapat mengganggu tanaman. Genangan air biasanya akan menjadi sarang penyakit dan bertelurnya hama serangga, maupun memperlancar serangan hama penggerek. Pada tanaman padi. Penyakit yang biasanya cepat berkembang dalam kelembaban yang tinggi dan genangan air yaitu bakteri, hal tersebut perlu dikurangi.

b). Materi lain (Batu-batuan, plastik, bekas akar, sampah lainnya) untuk mengetahui lebih dalam sumber kontaminan 5 jenis tadi maka kita uraikan. Bahan yang tidak mudah hancur. Batu-batuan, bekas akar tanaman besar, plastik, kaca, pecahan bata, botol dan kaleng, sampah lainnya. Sampah-sampah ini selain bisa menjadi sarang penyakit (seperti kaleng berair bisa menjadi sarang hama/penyakit), juga dapat menghambat pertumbuhan akar serta menyulitkan dalam melakukan pengolahan tanah.

Pengendalian sumber pengganggu
Golongan potogenik bisa dikendalikan dengan atau secara kimia/chemis diantaranya :
Hama bisa dikendalikan dengan saniter insektisida
Penyakit bisa dikendalikan dengan saniter fungisida, bakterisida, formalin atau saniter
 chemis lainnya

Gulma bisa dikendalikan dengan saniter herbisida atau secara mekanik
Tanaman inang bisa dikendalikan dengan saniter herbisida atau secara mekanik.
Sedangkan golongan non potogenik dilakukan harus secara mekanik dengan cara dibersihkan, dipindahkan, dikubur dan air yang menggenang dibuang ke saluran drainase.


Pembersihan
Pembersihan lahan dapat dilakukan dengan pembabatan, penggunaan pestisida dan dengan pembakaran. Pembersihan lahan yang terbaik adalah dengan membabat sisa-sisa tanaman atau rerumputan, lalu mengumpulkannya pada tempat tertentu untuk selanjutnya dijadikan pupuk kompos.
1) Apabila yang ditanam sebelumnya merupakan jenis tanaman yang saat penanaman meninggalkan bagian tanaman yang masih utuh dan sulit membusuk misal cabe, jagung dan lain-lain, maka cara membersihkannya dengan mencabut dengan tangan.
  • Apabila yang ditanam sebelumnya merupakan tanaman yang meninggalkan bonggol, maka cara membersihkannya dengan membongkar bonggol tersebut
  • Selain jenis tanaman diatas, apabila jenis tanama yang saat dipanen meninggalkan bagian-bagin tanaman yang mudah mengering dan membusuk misal, padi, kacang hijau dan lain-lain, cara membersihkannya dengan mencabut menggunakan sabit.


Sisa-sisa tanaman dari pembersihan lahan tersebut dikumpulan jadi satu, untuk digunakan sebagai bahan pembuat kompos. Sedangkan untuk batu-batuan atau kerikil perlu disingkirkan ke tempat yang agak jauh dari tempat pembibitan.

Pembersihan lahan dapat juga dilakukan dengan membabat sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang tumbuh lalu dikumpulkan pada tempat tertentu kemudian dibakar. Kegiatan pembakaran ini akan berakibat turunnya kualitas tanah pada tanah bekas pembakaran dengan menurunkan kandungan bahan organik tanah yang merupakan sumber unsur hara bagi tanaman dan mikro organisme. Selain itu asap yang ditimbulkan oleh pembakaran akan berakibat buruk pada lingkungan.

Pembersihan lahan dengan menggunakan herbisida yang disemprotkan pada lahan dengan konsentrasi sesuai anjuran, sebaiknya dipakai sebagai alternatif terakhir dan dilakukan apabila terpaksa. Penggunaan pestisida ini dapat berpengaruh pada pencemaran terhadap lingkungan, baik pada tanah maupun air yang disebabkan oleh terbawanya aliran permukaan akibat air hujan.

Membersihkan/sanitasi lahan agar terhidar dari hama Potogenik

Membersihkan/sanitasi lahan
Salah satu syarat penyiapan lahan yang bagus adalah lahan bersih dari segala macam sumber pengganggu pertumbuhan yang meliputi gulma (tumbuhan pengganggu), akar-akar tanaman sebelumnya dan bahan – bahan kontaminan lain yang tidak terlihat mata (mikro organisme pengganggu). Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada, serta memberantas/mengendalikan kontaminan mikro organisme (hama dan penyakit yang berada dalam tanah).

Secara umum sumber kontaminan dapat dibagi 2 golongan yaitu :
1) Potogenik
Terdiri dari
a) Hama
Pengertian hama dalam ilmu tanaman yaitu : makro organisme yang aktivitas hidupnya merugikan petani yang secara langsung akan merusak pada pertumbuhan atau produksi tanaman.

Hama tersebut biasa merusak tanaman mulai dari sejak bibit/benih disesuaikan hingga tanaman berproduksi biasanya hama yang ada dalam tanah : ulat tanah (Agrotis Ipsilon) biasanya menyerang tanaman madu, semut biasanya menyerang jagung manis, sifat menekan batang dan daun setelah benih atau bibit ditanam. Tikus memakan bagian tanaman yang disukainya. Anjing tanah biasanya menyerang bibit padi di sawah dan lain-lain.

b) Penyakit
Pengertian penyakit dalam ilmu tanaman yaitu mikro organisme yang aktivitas hidupnya merusak jaringan tanaman biasa penyakit ini timbul melalui udara, dari benih atau bibit sendiri, melalui air yang tidak steril dari tanah. Jenis-jenis penyakit yang biasanya terdiri dari : Nematoda : Penyebab penyakit yang merusak jaringan akar

Bakteri: Penyebab penyakit yang merusak jaringan akar tanaman sehingga tanaman layu dan
             terus mati
Jamur : Penyebab penyakit yang merusak jaringan mulai dari akar, batang, daun dan buah.
Virus : Penyebab penyakit yang merusak dan berkembang di dalam jaringan yang sangat sulit
            untuk dibrantas.

c) Gulma
Gulma merupakan tanaman yang aktivitas hidupnya menghambat pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan oleh petani.

Thursday, March 26, 2015

Cara Merawat Cangkul sebagai alat pertanian

Menyiapkan dan Merawat Cangkul
a) Cara Menyiapkan dan Merawat Cangkul
Cangkul, pada kegiatan penyiapan media tanah berfungsi untuk menggemburkan tanah, dan pupuk kandang. Berdasarkan fungsinya, maka cangkul harus dalam kondisi siap pakai, terutama tangkai dan mata cangkul harus pada posisi yang kokoh, tidak mudah lepas.

Cara Merawat
Perawatan selama pemakaian
Untuk menjaga agar cangkul tetap dalam kondisi baik dan siap pakai maka selama proses pemakaian harus dicegah dari:

Mengenai/mencangkul batu yang dapat mengakibatkan mata cangkul retak, patah dan bengkok.
Pada saat membongkar tanah atau pupuk kandang, posisi mata cangkul jangan tegak lurus dengan permukaan tanah, usahakan posisinya kurang lebih miring 75 derajat, agar cangkul tidak patah dan punggung tidak sakit.

Perawatan setelah pemakaian
Cangkul, setelah digunakan harus dijaga agar tetap dalam kondisi baik dan siap pakai. Cara perawatan setelah dipakai yang harus diperhatikan adalah bahwa:
  • Cangkul (tangkai dan mata cangkul) setelah digunakan untuk mengaduk tanah dan pupuk kandang, biasanya kotor oleh sisa-sisa tanah dan pupuk kandang yang melekat pada cangkul. Bahan tersebut harus dibersihkan, karena bahan-bahan tersebut dapat mengakibatkan proses pengkaratan pada mata cangkul, yang ditandai denganm munculnya warna coklat, permukaan kasar, pada mata cangkul. Dalam jangka pendek apabila cangkul digunakan untuk mengolah tanah akibatnya tanah jadi lengket pada mata cangkul, dan bila dibiarkan dalam waktu lama, mata cangkul akan cepat rusak (aus). Untuk itu mata cangkul diupayakan selalu dalam kondisi bersih dan kering, agar cangkul enak digunakan dan dapat tahan lama.
  • Setelah dibersihkan selanjutnya cangkul dikeringkan dengan cara menjemur dibawah sinar matahari/kering anginkan. Cangkul yang sudah bersih dan kering selanjutnya disimpan pada tempat penyimpanan (bersih, kering), agar tetap baik dan mudah mencarinya.

Golongan gejala penyakit tumbuhan

Golongan gejala penyakit tumbuhan
 Gejala Hiferplasia, ialah pertumbuhan luar biasa oleh perpanjangan atau pembesaran sel-sel, dinamakan juga hipertropi, seperti keriting, kudis, intunesensi, tunefekasi, fasikulasi, dan prolifarasi.
Gejala Hifoplasia ialah pertumbuhan regresif dengan kekurangan sel-sel, kerdil (duarfuig) ialah suatu gejala hipoplasia. Dalam hal ini tanaman tidak mencapai ukuran yang normal.

 Perubahan warna
  • Daun menguning, daun-daun tanaman dapat berubah warnanya menjadi kuning karena rusak dan kemudian gugur
  • Bercak kuning (yellow spot). Bercak kuning dapat merupakan sifat genetik dari tanaman yang mempunyai warna daun beraneka, tetapi dapat juga disebabkan adanya infeksi virus, dikenal dengan istilah mosaik.
  • Merah dan merah keungu-unguan, disebabkan oleh pembentukan antasian pada tanaman yang menderita kekurangan P misalnya pada tanaman jagung.
  • Jaringan yang berwarna coklat menunjukan adanya serangan dieback (mati ujung). Leher akar berubah karenanya menjadi coklat saat leher akar mulai menebal.
  • Daun keperak-perakan (silvery shine) dapat disebabkan oleh Hysanoptera (trips), Acariva (mites), organisme ini merusak sel epidermis, sehingga sel kering dan kemudian sel tersebut akan terisi dengan udara.
  • bercak air (water spot) ialah sebenarnya bercak yang terjadi karena dinding sel telah mati. Bercak air ini kemudian berubah warnanya menjadi bentuk bulatan seperti bekas tusukan serangga, misalnya Helopeltis antoni pada daun teh.
 Kekeringan atau layu
Ciri penyakit layu ialah gugurnya daun-daun, yang diikuti keringnya batang daun tunas, kadang-kadang akar yang berpenyakit akan berfungsi lagi, dan itu semua mungkin juga dapat disebabkan jamur, nematoda

 Nekrose
Suatu hal yang biasa bila beberapa jaringan mati, misalnya pada kulit kayu dan daun. Jika matinya jaringan disebabkan penyebab yang lain dari penyebab yang normal, dinamakan nekrose. Bercak nekrose pertama-tama berwarna kuning, kemudian berwarna coklat atau hitam (antracnose). Pada daun, bercak nekrose dapat disebabkan

oleh jamur, virus, bakteri, penyakit indefisiensi atau oleh serangga.

Organisme bermanfaat untuk tanaman

Peranan utama organisme tanah adalah untuk mengubah bahan organic, baik segar maupun setengah segar atau sedang melapuk, sehingga menjadi bentuk senyawa lain yang bermanfaat bagi kesuburan tanah. Sisa-sisa tanaman segar diubah menjadi bagian-bagian kecil oleh nematode, keong, bakicot, serangga, rayap, tikus dan lain-lain. Bagian kecil ini diserang oleh mikrolfora dan binatang yang hidup dari jaringan mati atau membusuk. Bila sedikit air, bahan tersebut akan diserang bakteri dan fungi. Beriringan dengan proses itu, cacing-cacing akan mencampurkan bagian-bagian tadi antara lapisan atas dan bawah. Aktifitas ini menyebabkan tanah menjadi gembur dan penyebaran bahan organic merata. Kotoran cacing kaya akan unsure hara , karena itu cacing dapat memperkaya tanah dengan hara melalui kotorannya.

a) Organisme penambat nitrogen
Sumber utama nitrogen untuk tanaman adalah gas nitrogen bebas di udara, yang menempati 78% dari volume atmosfer.

Dalam bentuk unsure ia tidak digunakan oleh tanaman. Nitrogen gas harus dirubah menjadi bentuk nitrat ataupun ammonium melalui proses-proses tertentu agar dapat digunakan oleh tanaman.
Penambatan nitrogen dari udara dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan tanaman legin. Keadaan ini dapat dilihat dengan adanya bintil pada akar tanaman tersebut. Bintil ternyata merupakan hasil suatu iritasi pada permukaan akar, kurang lebih mirip dengan benjol-benjol pada daun dan batang yang disebabkan oleh insekta. Biasanya organisme masuk melalui akar rambut. Tabung infeksi tumbuh sepanjang akar halus, dimana bintil kemudian dibentuk. Penambatan maksimum akan terjadi bila kadar nitrogen dalam tanah rendah. Jumlah gas nitrogen yang dapat ditambat oleh bakteri Rhizobium tergantung dari strein Rhizobium, tanaman inang, dan keadaan lingkungan, misalnya pH tanah, aerasi, drainase, kelembaban tanah dan kapur aktif.

b) Organisme penyerbuk
Organisme lain yang bermanfaat adalah organisme penyerbuk tanaman, diantaranya adalah serangga, kumbang, kupu-kupu, kelelawar, burung, lebah dan lain-lain. Serangga umumnya menyerbuki tanaman yang bunganya berwarna kuning, burung menyerbuki tanaman yang bunganya berwarna jingga atau kemerah-merahan, sedangkan untuk kelelawar tertarik dengan tanaman yang bunganya warna pucat.

Wednesday, March 25, 2015

Organisme yang merugikan tanaman

Organisme  merugikan
Organisme yang merugikan tanaman ada tiga (3) kelompok yaitu kelompok hama, kelompok penyebab penyakit dan gulma atau tanaman pengganggu. Hama yang merusak tanaman bisa disebabkan oleh hewan dari kelas terendah sampai dengan hewan kelas tinggi (mamalia). Sedangkan penyakit tumbuhan disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus. Sedangkan gulma terbagi gulma yang berdaun lebar dan berdaun sempit.

a) Hama
Hama yang merusak tanaman bisa disebabkan oleh hewan dari kelas terendah sampai dengan hewan kelas tinggi (mamalia). Ada empat kelompok hama berdasarkan ukuran tubuhnya yaitu
  •  Mamalia : misalnya babi hutan, burung
  • Rodentia : misalnya tikus sawah, tupai
  • Antropoda : binatang beruas termasuk serangga/ insekta, hama penggerek (ulat)
  • Nematoda : sebangsa cacing misalnya ulat tanah, cacing

Kerusakan tanaman atau bagian tanaman yang disebabkan oleh hama menyebabkan kondisi tanaman menjadi tidak normal lagi. Tanaman yang terserang akan menunjukkan suatu kelainan bila dibandingkan dengan tanaman yang sehat. Tanda-tanda yang tampak dari luar pada tanaman yang sakit adalah:
  • Terjadi perubahan warna pada organ tanaman, seperti daun dan batang menguning atau coklat
  • Tanaman layu sebagai akibat sel-sel dan jaringan tanaman dirusak hama, bahkan tanaman tersebut dapat mat
  •  Tanaman kerdil karena fungsi jaringan terganggu sehingga tidak dapat menyalurkan makanan dengan baik.

b) Penyakit
Di alam terdapat berpuluh-puluh ribu penyakit yang menyerang tumbuhan, dan setiap tumbuhan dapat diserang oleh bermacam-macam penyakit. Sebaiknya setiap jenis penyakit dapat pula menyerang satu atau beratus-ratus macam tumbuhan. Tanaman apabila sudah terserang penyakit pertumbuhan tidak akan normal, bahkan apabila penyakitnya tidak dikendalikan akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan produksi tanaman.

Hubungan Tanah - Air – Tanaman

Hubungan Tanah - Air – Tanaman
Air dibutuhkan tanaman pada berbagai fungsi yaitu (1) air merupakan bagian yang esensil bagi protoplasma dan membentuk 80-90% bobot segar jaringan yang tumbuh aktif, (2) air adalah pelarut, di dalamnya terdapat gas-gas, garam-garam, dan zat-zat terlarut lainnya, yang bergerak keluar masuk sel, dari organ ke organ dalam proses transpirasi, (3) air adalah pereaksi dalam fotosintesis dan pada berbagai proses hidrolisis, dan (4) air esensil untuk menjaga turgiditas, diantaranya dalam pembesaran sel, pembukaan stomata dan menyangga bentuk (morfologi) daun-daun muda atau struktur lainnya yang berlignin sedikit Air juga berpengaruh penting pada sifat fisik tanah. Kandungan air dalam tanah sangat berpengaruh pada konsistensi tanah, dan kesesuaian tanah untuk diolah. Begitu pula variasi kandungan air mempengaruhi daya dukung tanah.

Perakaran tanaman tumbuh ke arah yang lembap dan menarik air sampai tercapai potensial air kritis dalam tanah. Air yang diserap dari tanah oleh akar tanaman disebut air yang tersedia. Air tersedia merupakan perbedaan antara jumlah air dalam tanah pada kapasitas lapang (air yang tetap tersimpan dalam tanah yang tidak mengalir ke bawah karena gaya gravitasi) dan jumlah air dalam tanah pada persentase perlayuan permanen (pada persentase kelembapan tanah ini tanaman akan layu dan tidak segar kembali dalam atmosfer dengan kelembapan relatif 100%)

Keberadaan air dalam tanah tergantung pada iklim yang ditekankan pada curah hujan. Kebutuhan air dapat dipenuhi oleh air hujan alami atau hujan buatan maupun air pengairan. Kebutuhan air total bagi pertumbuhan tanaman secara umum berkisar dari 500–700 mm selama satu musim. Pertumbuhan vegetatif dan reproduktif menunjukkan tanggap yang jelas akan air. Air yang ada di dalam tanah dapat berkurang karena adanya penguapan, perkolasi, atau diserap oleh tanaman. Apabila dalam jangka waktu tertentu tidak ada penambahan air oleh hujan atau oleh irigasi maka tanah akan mengering dan tanaman akan segera memperlihatkan pengaruhnya terhadap kekeringan tersebut. Mula-mula tanaman akan layu pada siang hari dan segar kembali pada malam hari. Tetapi lama kelamaan tanaman akan tetap layu baik siang maupun malam hari, bila tidak segera disiram.

Tujuan pengairan ialah menyediakan air untuk pertumbuhan tanaman. Umumnya pemberian air disesuaikan dengan periode kritis tanaman. Kebutuhan air bagi pengairan dapat ditentukan oleh adanya penghitungan kelembaban air tanah dan air yang tersedia, serta penghitungan tingkat ketersediaan air (oleh data meteorologi). Dengan kata lain, pengairan akan efektif apabila diberikan sebelum kelembaban tanah dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Jelasnya air diberikan pada 60% dari air yang tersedia artinya 60% kadar air diantara kapasitas lapang dan titik layu permanen.

Air tanah yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman

 Air Tanah
Sebagian besar air yang diperlukan oleh tanaman berasal dari tanah (disebut air tanah). Air ini harus tersedia pada saat tanaman memerlukannya. Air diperlukan oleh tanaman untuk mmenuhi kebutuhan biologisnya, antara lain untuk memenuhi transpirasi, untuk proses assimilasi, dan untuk mengangkut hasil-hasil fotosintensinya ke seluruh jaringan tanaman. Kebutuhan air setiap tanaman berbeda.

Air tanah berfungsi sebagai komponen utama tubuh tanaman dan biota tanah. Sebagian besar ketersediaan dan penyerapan seperti N, K, dan Ca dominan diserap tanaman melalui bantuan mekanisme aliran masa air, baik ke permukaan akar maupun transportasi ke daun. Oleh karena itu , tanaman yang mengalami defisiensi (kekurangan) air tidak saja akan layu tetapi juga akan mengalami defisiensi hara. Untuk menghasilkan 1 g biomass kering, tanaman membutuhkan sekitar 500 g air, yang 1 % nya mengisi setiap unit sel-sel tanaman. Reaksi-reaksi kimia tanah hanya berlangsung bila terdapat air.

Dalam pengolahan tanah, air tanah juga berfungsi mempermudah pengolahan tanah, mengendalikan perubahan suhu, dan bila menggenang (pada system sawah) dapat menghambat perkembangan gulma. Pada tanah kering pengolahan tanah sebaiknya dalam kondisi kapasitas lapang.

Pentingnya air tidak hanya dilihat dari sisi jumlah air yang tersedia saja, tetapi lebih pada pendistribusian air tersebut. Hal ini penting kaitannya dengan kebutuhan tanaman yang berbeda, mulai pada saat tanaman berkecambah hingga panen yang sekaligus mengakhiri siklus hidup dari tanaman yang dibudidayakan. Untuk mengatasinya, diperlukan penambahan air (baik dari curah hujan maupun dari sumber irigasi) yang intervalnya disesuaikan dengan pola kebutuhan tanaman agar air yang digunakan untuk mengganti kehilangan air dapat lebih efisien penggunaanya. Sehingga sumber daya air kita yang semakin hari semakin menurun akibat efek pemanasan global dapat digunakan dengan lebih bijaksana dan terarah.

Tuesday, March 24, 2015

Porositas Tanah

Porositas Tanah
Di dalam tanah terdapat sejumlah ruang pori-pori. Ruang por-pori ini penting oleh karena ruang-ruang ini disi oleh air dan udara. Air dan udara (gas-gas) juga bergerak melalui ruang pori-pori ini. Penyedian air dan gas untuk pertumbuhan tanaman dan jumalh air yang bergerak melalui tanah berkaitan sangat erat dengan jumlah dan ukuran por-pori tanah ini. Oleh karena berat tanah berhubungan dengan jumlah ruang pori

pori, maka hubungan ruang pori-pori dan berat tanah. Berat dan ruang pori-pori tanah bervariasi dari satu horizon ke horizon yang lain, sama halnya dengan sifat tanah lainnya dan kedua variable ini dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah. Tanah yang subur memiliki sifat fisik kimia dan biologi yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Sifat tersebut antara lain:
Secara alamiah proporsi komponen-komponen tanah sangat tergantung pada :
  • Ukuran partikel penyusun tanah, makin halus berarti makin padat tanah, sehingga ruang porinya juga akan menyempit, sebaliknya jika makin kasar
  • Sumber bahan organik tanah, tanah bervegetasi akan mempunyai proporsi BOT (bahan organic tanah) tinggi, sebalinya pada tanah gundul (tanpa vegetasi)
  • Iklim terutama curah hujan dan temperatur, saat hujan dan evaporasi (penguapan) rendah proporsi air meningkat (dan proporsi udara menurun), sebaliknya pada saat tidak hujan dan evaporasi tinggi, da
  •  Sumber air, tanah yang berdekatan dengan sungai akan lebih banyak mengandung air ketimbang yang jauh dari sungai.

Masing-masing komponen tanah tersebut berperan penting dalam menunjang fungsi tanah sebagai media tumbuh, sehingga variabilitas keempat komponen tanah ini akan berdampak terhadap variabilitas fungsi tanah sebagai media tumbuh.
Udara tanah misalnya berfungsi sebagai gudang dan sumber gas:
  • O2 yang dibutuhkan oleh sel-sel perakaran tanaman untuk melaksanakan respirasi, yang melepasakan CO2 dan untuk oksidasi enzimatik oleh mikrobia autotrofik (mampu menggunakan senyawa anorganik sebagai sumber energinya),
  • CO2 bagi mikrobia fotosintetik, dan
  • N2 bagi mikrobia pengikat N.

Beberapa gas seperti CO2 dan N2 ini serta NH3, H2 dan gas-gas lainnya baik yang berasal dari proses dekomposisi bahan organik maupun berasal dari sisa-sisa pestisida atau limbah industri, apabila berkadar relatif tinggi dapat menjadi racun baik bagi akar maupun bagi mikrobia tanah. Adanya sirkulasi udara (aerasi) yang baik akan memungkinkan pertukaran gas-gas ini dengan O2 dari atmosfer, sehingga aktivitas mikrobia autotrofik yang berperan vital dalam penyediaan unsur-unsur hara menjadi terjamin dan toksisitas gas-gas tersebut ternetralisir.

Sifat-sifat fisik tanah

 Fisika Tanah
Sifat fisik tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar di dalam tanah, retensi air, draenase, aerasi dan nutrisi tanaman. Sifik fisik tanah juga mempengaruhi sifat kimia dan biologi tanah.
Sifat-sifat fisik tanah tergantung pada jumlah, ukuran, bentuk, susunan dan komposisi mineral dari partikel-partikel tanah, macam dan jumlah bahan organic, volume dan bentuk pori-pori serta perbandingan air dan udara menempati pori-pori pada waktu tertentu. Beberapa sifat fisika yang terpenting adalah tekstur, struktur, kerapatan (density) porositas, konsistensi, warna dan suhu.

o Tekstur
Tekstur tanah adalah perbandingan relative (dalam persen) fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur tanah penting kita ketahui, oleh karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut akan menentukan sifat-sifat fisika , fisika-kimia dan kimia tanah. Sebagai contoh: besarnya lapangan pertukaran dari ion-ion di dalam tanah amat ditentukan oleh tekstur tanah. Tekstur tanah berhubungan erat dengan plastisitas, permeabilitas, kekerasan, kesuburan dan produktifitas tanah pada daerah-daerah geografis tertentu. Tanah dengan 25% liat misalnya, maka liat nonmorillonit akan lebih plastis dibandingkan dengan tanah yang mengandung 70% liat yang terdiri dari oksida-oksida berair dari besi dan alumunium.

o Struktur
Struktur tanah adalah penyusunan partikel-partikel tanah primer seperti pasir, debu dan liat membentuk agregat yang satu agregat dengan lainnya dibatasi bidang belah alami yang

lemah. Agregat yang terbentuk secara alam disebut ped, sedangkan istilah cold digunakan untuk bongkah tanah hasil pengolahan tanah Struktur tanah memang ada bermacam-macam. Akan tetapi, yang dikehendaki ialah struktur tanah yang remah. Keuntungan struktur tanah demikian ialah udara dan air tanah berjalan lancar, temperaturnya stabil. Keadaan tersebut sangat memacu pertumbuhan jasad renik tanah yang memegang peranan penting dalam proses pelapukan bahan organik di dalam tanah. Oleh karena itu, untuk memperbaiki strutur tanah ini dianjurkan untuk diberi pupuk organik (pupuk kandang, kompos, atau pupuk hijau ).

Salah satu contoh tanah yang berstruktur kurang baik adalah tanah liat. Tanah ini tersusun atas partikel-partikel yang cukup kecil. Sangat kecil kalau dibandingkan dengan tanah pasir. Partikel tanah liat kurang lebih sama dengan seperseratus kali partikel tanah pasir. Kehalusannya membuat tanah liat cenderung menggumpal, terlebih pada musim hujan, dan amat rakus menghisap air. Jeleknya lagi, tanah liat akan menahan air dengan ketat sehingga keadaannya menjadi lembab dan udara pun berputar cukup lambat. Bila nantinya kering, tanah liat akan menggumpal seperti batu dan sifatnya pun kian kedap terhadap udara. Itu sebabnya kerap kali dijumpai tanah liat banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuat keramik dan batu bata. Tentunya tanaman kalau ditanam pada tanah tersebut, kehidupannya akan menderita karena akarnya tak mampu menembus lapisan tanah padat.Ada pula tanah yang struktur terlalu porous, seperti tanah pasir. Pada tanah tersebut tanaman juga tidak akan tumbuh subur. Pasalnya, sifat porous tanah tersebut sangat mudah merembeskan air yang mengangkut zat-zat makanan hingga jauh ke dalam tanah. Akibatnya, zat-zat makanan yang dibutuhkan tanaman tersebut tidak bisa terjangkau oleh akar.

Lalu, mengapa tanaman yang ditanam bukan di tanah pasir dan tanah liat masih saja tumbuh kerempeng seperti kurang makan? Kasus serupa ini memang paling banyak terjadi dan sering dikeluhkan petani. Ini ada hubungannya dengan kesuburan tanah yang meliputi: kandungan hara, derajat keasaman (pH), pengolahan tanah, dan segi perawatan lain. Struktur dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya dengan kelembaban, porositas, tersedianya unsure hara, kegiatan jazad hidup dan pertumbuhan akar.

Alasan PH tanah penting untuk diketahui sebelum budidaya tanaman

Warna Tanah.
Warna tanah merupakan indikator sifat kimiawi tanah.
Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia yang penting adalah : pH tanah, kandungan C-organik, kandungan mineral tanah, dan C/N tanah.

o pH Tanah
Ada 3 alasan pH tanah sangat penting untuk diketahui
  • Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tanaman. Umumnya unsur hara yang diserap oleh akar pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air.
  • 'Derajat keasaman atau pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Pada tanah masam. Banyak ditemukan unsur aluminiun yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah masam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro, seperti Fe, Zn, Mn, Cu dalam jumlah yang terlalu besar. Akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman. Pada tanah alkali, ditemukan juga unsur yang dapat meracuni tanaman, yaitu natrium (Na) dan molibdenum (Mo).
  • Derajat keasaman atau pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Pada pH 5,5-7 bakteri dan jamur pengurai bahan organik dapat berkembang dengan baik.

Dapat disimpulkan, secara umum pH yang ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah mendekati netral (6,5-7). Namun, kenyataannya setiap jenis tanaman memiliki kesesuaian pH yang berbeda-beda. Tindakan pemupukan tidak akan efektif apabila pH tanah diluar batas optimum. Pupuk yang telah ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman dalam jumlah yang diharapkan. Karenanya, pH tanah sangat penting diketahui jika efisiensi pemupukan ingin dicapai. Pemilihan jenis pupuk tanpa mempertimbangkan pH tanah juga dapat memperburuk pH tanah.

Derajat keasaman (pH) tanah yang sangat rendah dapat ditingkatkan dengan menebarkan kapur pertanian, sedangkan pH tanah yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan penambahan sulfur. Sebelum pengapuran, pH tanah harus diketahui terlebih dahulu. Nilai pH yang didapat akan menentukan jumlah kapur yang harus ditebarkan.
Khusus untuk tanah gambut, komposisi ini relatif berlainan, karena bagian padatnya 100% dapat berupa bahan organik, sedangkan ruang porinya 100% dapat terisi air, sehingga ketiadaan bahan mineral dan udara pada tanah ini merupakan masalah utama dalam pemanfaatannya menjadi lahan pertanian produktif.

Untuk menaikan pH, tanah diberi kapur
Pengapuran akan menambah unsur hara kalsium yang diperlukan untuk dinding sel tanaman. Pengapuran dapat menggunakan dolomit/calmag (CaCO3 MgCO3) kalsit/kaptan (CaCO3)
Setelah diperoleh pH rata-rata, penentuan kebutuhan dapat dilakukan dengan menggunakan data berikut ini
  •  < 4,0 (paling asam): jumlah kapur >10,24 ton/ha
  • 4,2 (sangat asam): jumlah kapur 9,28 ton/ha
  • 4,6 (asam): jumlah kapur 7,39 ton/ha
  •  5,4 (asam): jumlah kapur 3,60 ton/ha
  • 5,6 (agak asam): jumlah kapur 2,65 ton/h
  •  6,1 – 6,4 (agak asam): jumlah kapur <0,75 ton/ha


Monday, March 23, 2015

Fungsi Tanah sebagai media tumbuh

 Fungsi Tanah
Atas dasar definisi yang telah dibahas maka tanah sebagai media tumbuh mempunyai empat fungsi utama, yaitu :
a) Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yang mempunyai dua peran utama, yait
  •  Penyokong tegak tumbuhnya trubus (bagian atas) tanaman
  • Sebagai penyerap zat-zat yang dibutuhkan tetanaman
b) Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk melaksanakan aktivitas metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun untuk berproduksi, meliputi air, udara dan unsur-unsur hara

c) Penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang berfungsi dalam menunjang aktivitasnya supaya berlangsung optimum, meliputi zat-zat aditif yang diproduksi oleh biota terutama mikroflora tanah seperti
  •  Zat-zat pemacu tumbuh (hormone, vitamin dan asam-asam organic khas
  •  Antibiotik dan toksin yang berfungsi sebagai anti factor biotik/abiotik -penyakit tanaman di dalam tanah dan
  • Senyawa-senyawa atau enzim yang berfungsi dalam penyediaan kebutuhan primer tersebut atau transformasi zat-zat toksik eksternal seperti pestisida dan limbah industry berbahaya

d) Habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negative karena merupakan factor biotik/abiotik -penyakit tanaman.

2) Komponen tanah yang harus dipahami adalah:
a) Profil Tanah Profil Tanah adalah irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke batuan induk tanah. Profil dari tanah yang berkembang lanjut biasanya memiliki:
Horison-horison sbb: O –A – E – B – C – R. Solum Tanah terdiri dari: O – A – E – B Lapisan Tanah Atas meliputi: O – A Lapisan Tanah Bawah : E – B
Keterangan: O : Serasah / sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa)

A : Horison mineral ber BOT tinggi sehingga berwarna agak gelap E : Horison mineral yang telah tereluviasi (tercuci) sehingga kadar (BOT, liat silikat, Fe dan (al) rendah tetapi pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi, berwarna terang B : Horison illuvial atau horison tempat terakumulasinya bahan-bahan yang tercuci dari harison diatasnya (akumulasi bahan eluvial).

C : Lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk (R) atau belum terjadi perubahan R : Bahan Induk tanah Secara vertikal tanah berdifferensiasi membentuk horizon-horizon (lapiasan-lapisan) yang berbeda-beda baik dalam morfologis seperti ketebalan dan warnanya, maupun karakteristik fisik kimiawi, dan biologis masing-masingnya sebagai konsekuensi bekerjanya faktor-faktor lingkungan terhadap bahan induk asalnya maupun bahan-bahan eksternal, berupa bahan organik sisa-sisa biota yang hidup di atasnya dan mineral non bahan-induk yang berasal dari letusan gunung api, atau yang terbawa oleh aliran air. Susunan horizon-horizon tanah dalam lapisan permukaan bumi stebal 100-120 cm disebut sebagai profil tanah.

Tanah mineral yang dapat berfungsi sebagai media tumbuh ideal secara material tersusun oleh 4 komponen, yaitu bahan padatan (mineral dan bahan organik), air dan udara. Berdasarkan volumenya, maka tanah secara rerata terdiri dari :
50 % padatan, berupa 45 % bahan mineral dan 5 % bahan organik,
Susunan horizon-horizon tanah dalam lapisan permukaan bumi stebal 100-120 cm disebut sebagai

profil tanah.
Tanah mineral yang dapat berfungsi sebagai media tumbuh ideal secara material tersusun oleh 4 komponen, yaitu bahan padatan (mineral dan bahan organik), air dan udara. Berdasarkan volumenya, maka tanah secara rerata terdiri dari :
  • 50 % padatan, berupa 45 % bahan mineral dan 5 % bahan organik, dan
  • 50 % ruang pori, berisi 25 % air dan 25 % udara, seperti tertera pada gambar berikut.



Kegunaan Profil Tanah
  • Untuk mengetahui kedalaman lapisan olah (Lapisan Tanah Atas = O – A) dan solum tanah (O – A – E – B). Kedalaman lapisan oleh atau solum tanah yang merupakan indikator potensi kedalaman akar tanaman untuk berpentrasi, makin dangkal berarti makin tipis sitem perakarannya sehingga makin besar bobot atau tinggi tanaman akan makin mudah makin tumbuh tanaman untuk tumbang
  • Kelengkapan atau differensiasi horison pada profil. Kelengkapan atau difrensiasi horizon pada profil tanah merupakan indikator umur tanah atau proses-proses pembentukan (genesis) yang telah dilaluinya, makin lengkap berdifrensiasi horizon-horizon tanah berarti makin tua umur tanah, namun kelengkapan umur tanah, namun kelengkapan atau diferensiasi horizon ini akan makin berkurang atau makin baur apabila tanah mengalami erosi.

Pentingnya Tanah dan Air (Faktor edapic) sebagai media tumbuh tanaman

Tanah dan Air (Faktor edapic)
Tanah sebagai tempat/media tumbuh tanaman sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, dan produksi tanaman. Menurut Kemas Ali Hanafiah, tanah didefinisikan sebagai “lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh-berkembangnya perakaran penompang tegak tumbuhnya tanaman, dan penyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lain-lain. Secara biologis berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman. Ketiga fungsi secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.

Tanah adalah lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) and atmosfer. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan tanaman dan organisme, membentuk tubuh unik yang menyelaputi lapisan batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon.

Setiap horizon dapat menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swis yang bekerja di Amerika Serikat, dalam bukunya Factors of Soil Formation (1941) mengajukan konsep pembentukan tanah sebagai:

S = f(cl, o, r, p, t).
S adalah Soil (Tanah), cl = climate (iklim), o = organism, r = relief (topografi), p = parent material (bahan induk atau batuan), t = time (waktu
Tanah adalah salah satu sumberdaya alam yang sangat penting. Tidak mungkin ada kehidupan di permukaan bumi tanpa adanya tanah. Berbagai produk tanaman dihasilkan dari tanah, dan produk itu digunakan oleh manusia dan hewan sebagai sumber bahan pangan, pakaian dan bahan bangunan. Meskipun teknologi budidaya tanaman demikian maju, contohnya dengan sistem hidroponik atau aeroponik yang luas, namun tanah sebagai media tumbuh sulit ditinggalkan.

Suatu bencana besar muncul bagi makhluk hidup jika tanah sebagai media tumbuh tanaman mengalami “kerusakan”, dalam arti tidak mampu lagi mendukung pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat terjadi kalau manusia tidak mampu atau lalai mengelola tanah dengan cara yang benar, baik karena tidak dimilikinya ilmu pengetahuan tentang tanah atau bisa juga karena rendahnya rasa tanggungjawab pengguna tanah/lahan.

Bagaimana cara mengelola tanah dengan tepat dan benar sehingga tidak mudah menjadi rusak dan fungsinya dapat berkesinambungan, khususnya dalam produksi bahan sandang pangan dan bahan bangunan, serta pengendali lingkungan hidup, maka perlu mempelajari tanah secara ilmiah yang mencakup antara lain tentang sifat tanah, potensinya, usaha pencegahan kerusakan, teknologi pengelolaan, teknologi pemetaan sebaran tanah, serta evaluasi lahan untuk berbagai penggunaan.

Udara-udara yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman

Udara tersusun atas lebih kurang 78% nitrogen: 21% oksigen; 0,9% argon, 0,03% karbondioksida, 0,07% gas lainnya. Selain itu, di dalam udara juga terdapat berbagai polutan dari senyawa-senyawa organic dan anroganik yang sebagian besar merupakan produk dari reaksi fotokimia antara cahaya matahari dengan hasil pembakaran. Polutan-polutan tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan normal tanaman, bahkan dapat mempengaruhi kehidupan manusia.
 
Oksigen
Oksigen sangat banyak terdapat diudara, dan tanaman akan mengalami kekurangan oksigen hanya bila terjadi banjir di daerah perakaran (keadaan yang dikenal sebagai waterlogging). Oksigen merupakan factor kritis bagi pertumbuhan tanaman. Tanah dengan kondisi aerasi yang buruk memiliki kandungan oksigen yang rendah dan

karbondioksida yang tinggi akan menghambat respirasi akar dan menyebabkan pertumbuhan akar kerdil sehingga mengurangi penyerapan air dan unsure hara. Oksigen juga berperan penting dalam perkecambahan biji, dimana pemberian air yang berlebihan berakibat pada berkurangnya kadar oksigen akan menyebabkan perkecambahan biji terhambat. Oleh karena itu, draenasi tanah yang baik sangat penting untuk diperhatikan karena karena kelembaban yang terlampau tinggi pada tanah dengan draenase yang buruk akan menurunkan kadar oksigen tanah.
Karbondioksida
Kandungan CO2 di atmosfer sangat rendah (lebih kurang 300 ppm saja), namun kehadirannya sangat penting bagi tanaman sebagai sumber karbon. Bagi tanaman yang tumbuh di lapangan, CO2 tidak pernah menjadi factor pembatas, namun di rumah kaca, kandungan CO2 dapat berkurang secara dratis karena fotosintesa dapat menurunkan kadar CO2 udara bila pertukaran udara tidak lancar. Oleh karena itu, pada kondisi demikian, pengayaan CO2 dapat meningkatkan hasil dan memperbaiki mutu produk. Namun demikian, Co2 yang berlebihan dapat pula berakibat buruk (meracuni) bagi tanaman. Kadar CO2 di udara dapat meningkat sebagai akibat adanya pembakaran, seperti kebakaran hutan dan pembakaran bahan bakar minyak danb batubara, dan sebagainya.

Dengan sifatnya yang transparan pada cahaya tampak dan agak buram pada cahaya inframerah ke udara (dikenal sbagai efek rumah kaca). Pengukuran CO2 atmosfer menunjukan bahwa konsentrasi CO2 mengalami peningkatan dari 274 ppm pada tahun 1860
menjadi 350 ppm pada tahun 1992. Peningkatan CO2 udara, dewasa ini berada pada kira-kira 1,5 ppm per tahun.
 
Nitrogen
Nitrogen adalah suatu gas inert (tidak mudah bereaksi dengan unsure lain) di atmosfer dan tidak tersedia bagi tanaman, kecuali diubah terlebih dahulu menjadi nitrat (NO3- ) atau ammonium (NH4+) yang prosesnya dikenal sebagai penambatan nitrogen
Nitrat dapat terbentuk di udara akibat panas yang ditimbulkan oleh kilat dan masuk ke dalam tanah bersamaan dengan air hujan, namun jumlahnya sangat kecil, yakni hanya 5-7 kg ha-1 per tahun.

Sebagian besar nitrogen diikat oleh mikroorganisme, misalnya bakteri bebas seperti Agrobacter dan Clostridium, beberapa alga biru-hijau (yang berperanan penting dalam budidaya padi), dan bakteri-bakteri tertentu seperti Rhizobium dan Frankia. Bakteri-bakteri ini bersimbiosis dengan berbagai tanaman kacang-kacangan dan legume berkayu lainnya. Secara tradisional, petani meningkatkan penambatan nitrogen atmosfer dengan cara rotasi tanaman, sedangkan nitrogen yang terdapat di dalam pupuk ditambat melalui proses penambatan kimiawi.

Sunday, March 22, 2015

Suhu minimun dalam budidaya tanaman

Suhu didifinisikan sebagai derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala yang tertentu dengan menggunakan berbagai tipe thermometer. Secara umum, pertumbuhan tanaman dapat berlangsung kisaran suhu minimum 4,5 oC hingga suhu maksimum 36oC. Namun, untuk memungkinkan tanaman melangsungkan fotosintesis dengan laju maksimum dan respirasi yang normal, tanaman menghendaki kisaran suhu yang disebut suhu optimum. Besarnya kisaran suhu optimum ini bervariasi, tergantung pada spesies dan tahap perkembangan tanaman. Oleh karena tanaman memiliki laju fotosintesa yang tinggi bersamaan dengan berlangsungnya respirasi yang normal dalam kisaran suhu yang berbeda, maka tanaman hortikultura dapat digolongkan sebagai berikut:


  • Tanaman daerah dingin (subtropis), yaitu tanaman yang memberikan hasil maksimum pada kisaran suhu yang relative rendah
  • Tanaman daerah panas (tropis), yaitu tanaman yang memberikan hasil maksimum pada kisaran suhu yan relative tinggi.

Berbagai proses pertumbuhan tanaman memperlihatkan adanya hubungan yang bersifat kuantitatif dengan suhu, misalnya respirasi, sebagian reaksi pada fotosintesa serta berbagai fenomena pendewasaan dan penuaan. Proses-proses seperti dormansi, pembungaan dan pembentukan buah juga sangat tergantung pada suhu. Akan tetapi, sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, kisaran suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman tergantung pada spesies dan/atau kultivar serta tahap-tahap fisiologis tertentu dari proses pertumbuhan. Tanaman yang dipelihara di bawah kondisi suhu seragam dan konstan tidak akan tumbuh dan berbuah secepat tanaman yang ditumbuhkan di bawah kondisi suhu siang dan malam yang berbeda. Kebanyakan tanaman menghendaki suhu malam hari yang lebih rendah daripada malam hari.

Macam-macam cara pengomposan?

 langkah-langkah pengomposan dapat secara fabrikasi, alami, manual maupun modern.
1) Pengkomposan secara alami
Pengkomposan ini tidak perlu melalui proses, karena tumpukan sampah sudah mengalami proses pembusukan dan penghancuran selama beberapa lama di alam terbuka. Tanah bekas timbunan sampah yang sudah berlangsung lama, kira-kira sudah lebih dari setahun digali. Sampah yang sudah menyerupai tanah, dipisahkan dari bahan-bahan lain yang tidak bisa lapuk, seperti pecahan kaca, dan lembaran plastic. Selanjutnya tanah sampah dijemuk hingga kering,. Hasilnya adalah berupa pupuk kompos yang siap pakai.

2) Pengkomposan secara manual
Sampah garbage, kotoran dan air kencing ternak merupakan bahan dasar pembuatan kompos. Sebagai pemacu proses pengkomposan perlu disiapkan pupuk urea dan pupuk P serta abu dapur. Abu dapur berfungsi untuk menetralisasi terjadinya keasaman selama berlangsungnya proses pengkomposan. Selanjutnya campuran jerami dan sampah ditimbun dalam bedengan berukuran 2,5 x 2,5 m sampai setinggi 25 cm. Di atasnya ditimbun campuran kotoran dan air kencing. Demikian seterusnya sampai setinggi 1,5 m, dan pada lapisan atas ditaburi abu setebal 10 cm. Pada hari ke 15, campuran dibolak-balik, dan diulang pada saat umur pengkomposan 30 hari dan 60 hari. Biasanya setelah diproses selama 3 bula, kompos sudah matang dan bisa segera dimanfaatkan.

3) Pengkomposan secara modern dengan mikroorganisme
Bahan organic yang dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme untuk menghasilkan kompos banyak ragamnya, antara lain dedak padi, dedak jagung, sekam padi, kulit kacang, jerami, ampas kelapa, rumput, serbuk gergaji, . Diantara bahan0bahan tersebut, dedak padi sangat dianjurkan untuk digunakan, karena bahan tersebut mengandung gizi yang sangat baik untuk mikroorganisme.

Mikroorganisme yang bermanfaat dalam meningkatkan kualitas tanah adalah bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi, actinomycetes, dan jamur pergian,
Mikroorganisme membutuhkan fosfor (P) untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Nisbah C/P yang diinginkan adalah 75-150. Dedaunan, residu berkayu dan pangkasan rumput biasanya berkadar P rendah. Batuan fosfat dan kotoran ayam merupakan sumber P yang baik. Untuk setiap meter kubik limbah berkayu diperlukan 0,5 kg batuan fosfat atau 7 kg kotoran ayam. Sumber P terbaik adalah pupuk TSP yang mengandung 48% P.
 
Bahan-bahan akan didekomposisikan lebih cepat bila dipotong-potong dalam ukuran 5-10 cm. Bila menggunakan rumput laut sebagai bahan terlebih dahulu dicuci untuk menghilangkan kelebihan garam. Untuk limbah serbuk gergaji, serutan kayu, dan lain-lain(nisbah C/N 80) tambahkan 1-2 kg Urea per meter kubik untuk menetralkan produk

a) Kelembaban
Bahan kompos yang kelembannya lebih kecil dari 40% tidak akan cepat terdekomposisi. Sebaliknya bahan yang kelembabannya lebih besar 60% memberikan suasana reaksi anaerob (tidak ada oksigen), menghasilkan bau busuk dan lambat terdekomposisi. Idealnya kelembaban berkisar antara 50-55%.
Bahan yang kering diberi air hingga kelembaban mencapai 50-55%. Untuk mempertahankan kelembaban timbunan kompos, pemberian air sewaktu-waktu pada cuaca panas perlu diberikan

b) Mikroorgnisme
Ratusan spesies mikroorganisme, kebanyakan bakteri, jamur dan aktinomisetes (cabang bakteri) terlihat pada dekomposisi bahan organic dalam timbunan kompos. Mikroorganisme ini ditemukan secara alami dalam kompos, bahan organic, dan tanah. Mikroorganisme segera bekerja pada saat kelembaban dan konsentrasi oksigen menguntungkan.

Sebenarnya untuk mempercepat pengkomposan tdak diperlukan tambahan khusus (inokulan) jamur, bakteri dan emzim, apabila Nisbah C/N, kelembaban. Dan aerasi dalam kondisi ideal sehingga dekomposisi dapat berjalan secara sempurna kecuali untuk serbuk gergaji dan ganggang laut yang tidak banyak mengandung mikroorganisme.

c) Oksigen
Bahan organic akan lebih cepat didekomposikan oleh mikroorganisme arobis yaitu mikroorganisme yang membutuhkan oksigen. Bila tidak cukup tersedia oksigen timbunan, mikroorganisme anaerob memegang peranan dan menghasilkan produk yang buruk, yang ditandai oleh bau busuk, pH rendah, yang dapat menjadi racun bagi tanaman.
Aerasi yang baik sangat penting untuk memperoleh produk akhir kompos yang dapat digunakan secepat mungkin. Pembalikan timbunan memungkinkan lebih banyak oksigen yang tersedia dan membantu mempercepat dekomposisi.

Pentingnya faktor cahaya dalam budidaya tanaman

Ada tiga factor cahaya yang penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu : 1) intensitas, 2) kualitas, 3) fotoperiodesitas.
Intensitas cahaya berkaitan dengan keadaan dimana cahaya berada dalam jumlah yang memungkinkan tanaman untuk berfotosintesis
Kualitas cahaya merujuk pada komposisi panjang gelombang yang dapat mempengaruhi tanaman untuk melangsungkan metabolisme terutama fotosintesis.
Fotoperiodesitas adalah lama waktu memicu terjadinya fotosintesis. Jadi pada prinsipnya peran factor cahaya dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah berkaitan dengan keberlangsungan proses fotosintesa di dalam tanaman bersangkutan.
 
Pengaruh intensitas cahaya
Berdasarkan kebutuhannya akan intensitas cahaya optimum, tanaman dapat dikelompokan menjadi:
  • Tanaman yang menghendaki intensitas cahaya matahari rendah tanaman tersebut ditanam perlu dinaungi contoh : anggrek, tanaman hias anterium, temu-temuan (jahe, kunyi dll)
  • Tanaman yang menghendaki intensitas cahaya matahari sedang tanaman setengah naungan contoh : temu-temuan ( jahe , kunyi dll), kopi
  • Tanaman yang menghendaki intensitas cahaya matahari tinggi tanaman cahaya penuh contoh : jagung, karet, kelapa dll
  • Tanaman yang tumbuh dengan baik pada segala kondisi intensitas cahaya matahari tanaman cahaya dan naungan, contoh: sawi,

Tanaman yang tumbuh di bawah kondisi tanpa cahaya, tetapi memperoleh suplai makanan dari organ penyimpanan (misalnya biji atau umbi) akan bewarna kuning dan tumbuh memanjang dengan batang lemah. Ekspresi morfologis dari kekurangan cahaya disebut etiolasi

 Pengaruh Kualitas Cahaya
Komposisi cahaya dapat mempengaruhi laju pertumbuhan tanaman, yang dapat dilihat dari berat kering tanaman serta fase-fase vegetative-reproduktifnya. Dalam kaitannya dengan fase vegetative-reproduktif, terdapat hubungan antara cahaya merah (red) dan cahaya merah-jauh (far-red). Pada umumnya cahaya merah berpengaruh meningkatkan perkecambahan benih, pertumbuhan kecambah pada sejumlah spesies, dan meningkatkan pembentukan primordia bunga pada tanaman hari panjang.
 
Pengaruh lama cahaya
Cahaya juga mempengaruhi berbagai proses tanaman yang lain, seperti perkecambahan, pembentukan umbi, pembungaan dan ekspresi kelamin. Pengaruh cahaya terhadap perkembangan tanaman seringkali berkaitan erat dengan lama periode cahaya dan periode gelap, atau yang disebut fotoperiodesitas.

Pada umumnya, semakin lama periode cahaya (asalkan factor-faktor lain dalam keadaan optimum), maka semakin banyak karbohidrat yang dibentuk pada fotosintesa, dan semakin pendek periode malamnya semakin sedikit karbohidrat yang digunakan untuk respirasi. Sebagai contoh, stroberi yang ditanama pada musim panas di daerah beriklim sedang memberikan hasil yang lebih besar dengan rasa buah yang lebih manis dengan aroma yang lebih baik dibandingkan stroberi yang dihasilkan di daerah tropic yang panjang hari dan panjang malam relative sama.

Periode cahaya juga menentukan inisiasi pembentukan kuncup bunga. Tanaman yang menghendaki periode cahaya lebih panjang (14-16 jam per hari) daripada periode gelap untuk inisiasi pembentukan bunganya disebut tanaman hari panjang, sedangkan tanaman yang menghendaki lama cahaya lebih pendek (8-10 jam per hari) daripada periode gelap disebut tanaman hari pendek. Sementara itu, tanaman yang pembungaannya tidak dipengaruhi oleh panjang hari disebut tanaman hari pendek.

Bila tanaman hari pendek ditanam di bawah kondisi hari panjang, maka akan terbentuk karbohidrat dan protein dalam jumlah yang besar, yang kemudian digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan batang, daun, dan akar. Oleh karena itu, pada tanaman tersebut pertumbuhan fase vegetatifnya lebih dominan serta tidak berbungan dan berbuah. Sebaliknya, tanaman hari panjang bila dibudidayakan di bawah kondisi hari pendek, maka kadar karbohidrat dan protein yang terbentuk akan sedikit karena kekurangan cahaya sehingga pertumbuhan vegetatifnya akan lemah dan juga tidak berbunga. Sesungguhnya banyak aspek lain (selain pembungaan) dari pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dipengaruhi oleh fotoperiodesitas, misalnya pembentukan umbi pada kentang, dahlia, dan singkong, serta perbanyakan vegetative alami pada stroberi dan cocor bebek (Bryophyllum).

Thursday, March 19, 2015

Menyambung Pucuk tanaman kakao

Menyiapkan batang bawah
Untuk keperluan penyambungan, terlebih dahulu kita harus menyediakan batang bawah. Batang bawah inilah yang kelak akan disambung dengan entres dari pohon yang kita kehendaki. Batang bawah ini bisa diperoleh dengan menyemai benih yang unggul dalam perakarannya seperti tahan terhadap serangan penyakit akar dan sistem perakaran yang kuat. Umur batang bawah untuk dapat disambung adalah 4-6 bulan dimana batang masih berwarna hijau.

Menyiapkan entres
Batang atas dari bibit sambungadalah entres, yakni cabang yang diambil dari bagian pucuk pohon induk. Agar hasil sambungan memuaskan tentu saja entres ini harus diambil dari pohon induk yang telah diketahui silsilahnya, tingkat pertumbuhan, tahan terhadap penyakit percabangan serta kualitas dan kuantitas buahnya. Entres harus diperoleh dar cabang yang umurnya sama dengan umur batang bawah. Entres yang memenuhi syarat adalah berwarna hijau kelabu atau kecoklatan.

Cabang entres yang sudah kita pilih dipotong pada waktu pagi hari. Jumlah cabang yang dipotong harus disesuaikan dengan jumlah sambungan yang dapat dilakukan dalam satu hari. Bila cabang entres akan dibawa ke tempat yang jauh, maka perlu mendapat perlakuan khusus. Caranya dengan mengikat cabang-cabang yang telah dipotong menjadi satu, lalu dibungkus dengan pelepah pisang yang rapat. Apabila dalam jumlah banyak dapat dibungkus dengan lumut sphagnum, atau serbuk gergaji lalu dimasukan ke dalam peti kayu dan disimpan di tempat yang terlindung dan sejuk.

Waktu menyambung
Faktor-faktor iklim mempengaruhi aktivitas tumbuh tanaman, sehingga dapat mempengaruhi hasil sambungan. Faktor-faktor tersebut adalah suhu dan curah hujan.Suhu udara berpengaruh terhadap pembentukan sel-sel parenkim penyusun jaringan kalus yang terbentuk akibat adanya perlukaan (irisan). Suhu optimum untuk penyambungan adalah 27-29°C. Waktu yang tepat untuk melakukan sambungan adalah awal musim hujan dan kegiatan sebaiknya dilakukan pukul 7.00 – 10.00 saat matahari belum bersinar terik.

Tahapan menyambung pucuk
  • Pada ketinggian 10 – 30 cm dari leher akar batang bawah dipotong. Permukaan batang yang telah dipotong ini lalu dibelah menjadi dua bagian yang sama besar. Panjang belahan ini 2 – 5 cm.
  • Entres yang sudah disiapkan dipotong, sehingga panjangnya antara 7,5-10 cm. Bagian pangkal disayat pada kedua sisinya sepanjang 2-2,5 cm, sehingga bentuk irisannya seperti mata kapak
  • Entres yang sudah disiapkan selanjutnya dimasukkan ke dalam belahan batang bawah. Langkah ini harus dilakukan secara hati-hati. Pokok keberhasilan dalam sambungan adalah pada saat menyisipkan entres. Pada waktu memasukkan entres ke belahan batang bawah perlu diperhatikan agar kambium entres bisa bersentuhan dengan kambium batang bawah
  • Entres yang sudah disiapkan selanjutnya dimasukkan ke dalam belahan batang bawah. Langkah ini harus dilakukan secara hati-hati. Pokok keberhasilan dalam sambungan adalah pada saat menyisipkan entres. Pada waktu memasukkan entres ke belahan batang bawah perlu diperhatikan agar kambium entres bisa bersentuhan dengan kambium batang bawah.

Setelah kurang lebih 3 minggu dari waktu pengikatan, kini tiba saatnya melakukan pemeriksaan berhasil-tidaknya sambungan. Sambungan yang berhasil akan tumbuh tunas sedangkan yang gagal akan berwarna hitam dan kering. Pada saat ini sungkup plastiknya sudah bisa dibuka. Namun, pita pengikat sambungan baru boleh dibuka 3-4 minggu kemudian. Untuk selanjutnya kita tinggal merawat sampai bibit siap dipindah ke kebun.

Perkecambahankakao dengan karung goni dan Menyapih Bibit kakao

Perkecambahan dengan karung goni
Tanah bedengan diratakan dan dibersihkan dari gulma, Selanjutnya di atas tanah bedengan diletakkan satu lapis bata merah untuk menjamin drainase yang baik. Bedengan dibuat membujur utara-selatan dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan. Bedengan juga diberi atap. Media perkecambahan berupa satu lapis karung goni yang dihamparkan pada lapisan bata merah. Sebelum benih disemai, karung disiram air sampai jenuh. Benih kakao disusun merata di atas media goni dengan jarak 2 x 3 cm. Setelah selesai disusun, benih ditutup lagi dengan satu lembar karung goni. Karung tersebut sebelumnya dicelupkan ke dalam larutan fungisida. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari sampai media persemaian benih cukup basah.

Empat hari kemudian karung dibuka. Benih-benih yang telah berkecambah segera dipindahkan ke polibag dan ditanam di tempat pembibitan. Pemindahan benih ini dapat dilakukan dua kali sehari. Sisa benih ditutup lagi dengan karung goni dan disiram air pada pagi dan sore. Pemeriksaan benih yang berkecambah dilakukan setiap hari sampai hari ke-12. Benih-benih yang sampai pada batas itu belum berkecambah, termasuk benih yang mutunya tidak baik

b) Menyapih Bibit
Benih yang tumbuh secara masal di bedeng perkecambahan biasanya tumbuh saling berdesakan karena rapatnya jarak penebaran benih. Oleh karena itu, kecambah harus segera dipindahkan ke media penyapihan agar pertumbuhannya dapat berlangsung baik.

Penyapihan bibit dilakukan di dalam polibag yang ditata di bedengan. Bedengan penyapihan dibuat dengan lebar 1,2 m, panjang bedengan disesuaikan dengan kebutuhan dan membujur dari utara ke selatan. Antara bedengan yang satu dengan lainnya diberi jarak 0,5 meter untuk drainaase sekaligus untuk jalan pemeliharaan. Selanjutnya bedengan diberi atap untuk mengurangi intensitas sinar matahari.

Media pembibitan dibuat dari campuran tanah lapisan atas (top soil) yang subur, pupuk kandang, dan pasir halus. Perbandingan ketiganya relatif beragam, tergantung pada berat dan ringannya tanah lapisan atas. Perbandingan yang lazim adalah 1:1:1 atau 2:1:1. Sebelum dicampur, setiap komponen diayak dan lolos ukuran lubang 1 cm.

Wadah media pembibitan yang lazim digunakan adalah polibag hitam berukuran 30 x 20 cm dan tebal 0,8 mm yang diberi lubang drainase sekitar 18 lubang per polibag. Polibag diisi media sampai batas 1 cm di bawah bibir polybag, yang selanjutnya disusun di bedengan pembibitan.
Kecambah ditanam di bagian tengah polibag, yakni di lubang yang dibuat dengan jari atau kayu. Saat penanaman, kecambah perlu dihindarkan dari kerusakan akar. Setelah ditanam, tanah di kanan dan kiri kecambah dipadatkan sedikit dengan jari.

Jika kulit benih yang ditanam belum dikupas, sering dijumpai kecambah tumbuh abnormal karena mengalami kesulitan membuka keping biji (kotiledon) yang terhambat oleh kulit biji (testa). Akibatnya, ujung tunas dari kecambah kakao (epikotil) tumbuh sangat lemah dan pertumbuhan selanjutnya tidak normal. Jumlah kecambah yang tampak seperti itu bisa mencapai sekitar 6%. Cara mengatasinya adalah membantu pembukaan kotiledon dengan cara membuang testa yang masih menempel di kotiledon yang telah terangkat ke permukaan tanah. Dengan cara itu abnor-malitas kecambah dapat ditekan sampai hanya tinggal 1%.


Tindakan pemeliharaan bibit yang diperlukan meliputi penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakitserta pengendalian gulma.
Sampai berumur dua bulan, penyiraman dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Selanjutnya sampai berumur enam bulan, penyiraman dilakukan satu kali sehari. Tujuan

penyiraman adalah untuk menyediakan lengas yang cukup, sehingga perlu diperhatikan agar tidak terjadi pencucian hara. Karenanya, sebaiknya penyiraman dilakukan secukupnya, tidak kurang dan tidak lebih. Penyiraman dianjurkan menggunakan gembor atau sprayer yang memiliki ukuran atau takaran.

Bibit perlu dipupuk agar pertumbuhannya kuat. Jenis dan jumlah pupuk yang diberikan ditentukan oleh tingkat kesuburan media. Media yang menggunakan pupuk kandang atau kompos, lazimnya cukup dipupuk nitrogen yaitu dengan ZA 2 gram/bibit (sekitar 1 sendok teh) dan diberikan sekitar 5 cm di sekitar batang. Jika menggunakan Urea, dosisnya setengah dari dosis ZA tersebut. Pemberian pupuk dimulai satu bulan setelah kecambah ditanam. Segera setelah pupuk diberikan dilakukan penyiraman secukupnya.

Bibit perlu dilindungi dari serangan hama dan penyakit. Hama yang sering menyerang bibit kakao antara lain belalang, berbagai macam ulat, siput (bekicot), dan kutu. Hama bisa dikendalikan secara manual dan dapat juga dengan insektisida yang dianjurkan.

Penyakit yang sering menyerang bibit kakao adalah bermacam-macam jamur, seperti Fusarium, Phytophtora, dan Colletotrichum. Penyakit ini bisa dikendalikan dengan fungisida yang dianjurkan. Penyebaran serangan penyakit perlu dicegah dengan jalan memisahkan bibit yang terserang dan jika perlu memusnahkannya. Tindakan sanitasi bedengan dan sekitamya perlu selalu dilakukan agar tercipta lingkungan yang sehat.

Penyiangan tumbuhan penggangu bisa dilakukan secara manual, tetapi teratur. Gulma, baik yang tumbuh di dalam polibag maupun di luar harus dikendalikan.
Bentuk pemeliharaan yang lain berupa membuang (mewiwil) tunas-tunas samping yang kadang-kadang tumbuh dari ketiak daun pertama kecambah dari keping biji, Perlu diusahakan agar bibit hanya mempunyai satu tunas, sehingga pertumbuhannya lebih gigas dari pada bibit yang mempunyai dua tunas atau lebih.