a) Iklim
Pada agribisnis perkebunan iklim adalah unsur yang tidak dapat dipengaruhi artinya dengan jalan bagaimanapun tak dapat diubah sekehendak manusia. Karena adanya ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam tentang hal iklim, maka pengusaha perkebunan harus dapat mempergunakan kemungkinan setempat sebaik mungkin karena iklim sangat berpengaruh kepada
pemilihan kultur, produktivitas hasil tanaman, dan pelaksanaan pekerjaan pertanian/perkebunan. Hal-hal yang perlu diinventarisasi dan dikaji antara lain:
Suhu udara (khususnya suhu maksimum, minimum, rata-rata per hari, bulan, tahun dan 10 tahun). Contoh: Persyaratan Suhu udara rata-rata 17-21o C untuk kopi arabika, dan Suhu udara rata-rata 21-24o C untuk kopi robusta, Suhu optimal untuk persyaratan tanaman karet berkisar antara 250C sampai 350C, untuk perkebunan tanaman kelapa sawit komersial dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 24-28o C, sedangkan temperatur ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 300-320C (maksimum) dan 180-210 (minimum). Temperatur yang lebih rendah dari 100 akan mengakibatkan gugur daun dan mengeringnya bunga.
Kelembaban (khususnya kelembaban maksimum, minimum, rata-rata perhari, bulan, tahun dan 10 tahun). Contoh persyaratan kelembapan udara tanaman kelapa sawit berkisar 80%.
Penyinaran matahari (khususnya penyinaran rata-rata setahun, 10 tahun). Contoh untuk kelapa sawit panjang penyinaran yang diperlukan 5-12 jam/hari, untuk fotosintesis tanaman kakao maksimum diperoleh pada saat penerimaan cahaya pada tajuk sebesar 20% dari pencahayaan penuh.
Curah hujan (khususnya curah hujan bulanan, tahunan, kondisi ekstrim). Contoh untuk tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun, dengan hari hujan berkisar antara 100 s.d. 150 HH/tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang kebutuhan untuk tanaman kelapa sawit curah hujannya sekitar 2000 mm per tahun yang merata sepanjang tahun tanpa adanya bulan kering yang nyata, untuk tanaman kopi curah hujan yang dipersyaratkan 1.500 s.d. 2.500 mm/th, bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) 1-3 bulan.
Angin (khususnya arah, kekuatan/kecepatan, durasi, angin perusak). Contoh: yang sangat baik untuk kelapa sawit khususnya membantu dalam penyerbukaan berkisar 5-6 km/jam, pada pohon tanaman kopi tidak tahan terhadap goncangan angin kencang, lebihlebih dimusim kemarau. Karena angin itu mempertinggi penguapan air pada permukaan tanah perkebunan. Selain mempertinggi penguapan, angin dapat juga mematahkan dan merebahkan pohon pelindung yang tinggi, sehingga merusakkan tanaman di bawahnya.
Debu dan asap (khususnya arah, freuensi, keadaan/kotoran), kemudian banjir (khususnya tinggi, waktu/musim, lama). Catatan gempa setempat (khususnya frekuensi dan kedahsyatan/skala Richter)
pemilihan kultur, produktivitas hasil tanaman, dan pelaksanaan pekerjaan pertanian/perkebunan. Hal-hal yang perlu diinventarisasi dan dikaji antara lain:
Suhu udara (khususnya suhu maksimum, minimum, rata-rata per hari, bulan, tahun dan 10 tahun). Contoh: Persyaratan Suhu udara rata-rata 17-21o C untuk kopi arabika, dan Suhu udara rata-rata 21-24o C untuk kopi robusta, Suhu optimal untuk persyaratan tanaman karet berkisar antara 250C sampai 350C, untuk perkebunan tanaman kelapa sawit komersial dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 24-28o C, sedangkan temperatur ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 300-320C (maksimum) dan 180-210 (minimum). Temperatur yang lebih rendah dari 100 akan mengakibatkan gugur daun dan mengeringnya bunga.
Kelembaban (khususnya kelembaban maksimum, minimum, rata-rata perhari, bulan, tahun dan 10 tahun). Contoh persyaratan kelembapan udara tanaman kelapa sawit berkisar 80%.
Penyinaran matahari (khususnya penyinaran rata-rata setahun, 10 tahun). Contoh untuk kelapa sawit panjang penyinaran yang diperlukan 5-12 jam/hari, untuk fotosintesis tanaman kakao maksimum diperoleh pada saat penerimaan cahaya pada tajuk sebesar 20% dari pencahayaan penuh.
Curah hujan (khususnya curah hujan bulanan, tahunan, kondisi ekstrim). Contoh untuk tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun, dengan hari hujan berkisar antara 100 s.d. 150 HH/tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang kebutuhan untuk tanaman kelapa sawit curah hujannya sekitar 2000 mm per tahun yang merata sepanjang tahun tanpa adanya bulan kering yang nyata, untuk tanaman kopi curah hujan yang dipersyaratkan 1.500 s.d. 2.500 mm/th, bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) 1-3 bulan.
Angin (khususnya arah, kekuatan/kecepatan, durasi, angin perusak). Contoh: yang sangat baik untuk kelapa sawit khususnya membantu dalam penyerbukaan berkisar 5-6 km/jam, pada pohon tanaman kopi tidak tahan terhadap goncangan angin kencang, lebihlebih dimusim kemarau. Karena angin itu mempertinggi penguapan air pada permukaan tanah perkebunan. Selain mempertinggi penguapan, angin dapat juga mematahkan dan merebahkan pohon pelindung yang tinggi, sehingga merusakkan tanaman di bawahnya.
Debu dan asap (khususnya arah, freuensi, keadaan/kotoran), kemudian banjir (khususnya tinggi, waktu/musim, lama). Catatan gempa setempat (khususnya frekuensi dan kedahsyatan/skala Richter)
b) Kondisi tanah
Tanah adalah lapisan atas bumi yang dapat diolah menurut kepentingannya, karena tanah dipandang sebagai sarana produksi tanaman yang mampu menghasilkan berbagai tanaman. Setiap komoditas tanaman membutuhkan persyaratan tanah untuk hidup secara optimal. Untuk itu kondisi tanah yang ada agar sesuai dengan peruntukan jenis tanaman, hal ini tidak dapat dianggap ringan, maka perlu dibutuhkan data yang riil seperti kandungan hara (makro dan mikro). Contoh pada tanaman kopi menghendaki tanah yang dalam, gembur dan banyak mengandung humus berarti banyak mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan produksi. Untuk tanaman karet tanah harus gembur, kedalaman antara 1-2 meter, tidak bercadas. Untuk tanaman kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asal persyaratan fisik dan kimia tanah yang berperan terhadap pertumbuhan dan produksi kakao terpenuhi.
- Sifat fisik (khususnya tekstur dan struktur) contoh pada tanaman kopi umumnya menghendaki tanah yang lapisan atasnya dalam, gembur, subur, banyak mengandung humus, dan permeable, atau dengan kata lain tekstur tanah harus baik. Pada tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya, tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air. Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir. Pada tanaman kakao Tekstur tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah lempung liat berpasir dengan komposisi 30 - 40 % fraksi liat, 50% pasir, dan 10 - 20 persen debu. Pada tanaman kelapa sawit, Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol.
- Derajat keasaman (pH) tanahnya (khususnya Asam, netral, dan basa). Contoh pada tanaman kopi menghendaki reaksi yang agak asam dengan pH 5,5 - 6,5. Pada tanaman karet, reaksi tanahnya dengan pH 4,5 - pH 6,5. Pada tanaman kakao dapat tumbuh dengan pH 6 - 7,5; tidak lebih tinggi dari 8 serta tidak lebih rendah dari 4; paling tidak pada kedalaman 1 meter. Hal ini disebabkan terbatasnya ketersediaan hara pada pH tinggi dan efek racun dari Al, Mn, dan Fe pada pH rendah. Pada kelapa sawit Nilai pH yang optimum adalah 5,0– 5,5.
No comments:
Post a Comment