Sunday, March 8, 2015

Penyapihan bibit tanaman dalam polibag

Penyapihan dalam polibag
Penyapihan ini paling baik dilakukan karena memudahkan proses pemindahan bibit ke lahan pembesaran atau saat pengangkutan. Ukuran polibag yang digunakan sebagai wadah menyapih bervariasi tergantung pada jenis tanamannya. Untuk bibit sayuran dan buah-buahan semusim, digunakan polibag berukuran 10 x 15 cm. Sementara itu, untuk bibit tanaman buah tahunan digunakan polibag yang lebih besar; berukuran 15 x 20 cm, 15 x 30 cm atau 20 x 30 cm.

Sebelum digunakan, 2/3 bagian polibag diisi dengan media, lalu dibuat lubang tanam tepat di tengah media. Bibit ditanam sebatas leher akar. Jika akar tunggang bibit terlalu panjang, potong terlebih dahulu agar sesuai dengan ukuran polibag. Kemudian, tutup lubang tanam dengan sisa media dan padatkan agar bibit dapat berdiri tegak. Selama penyapihan, bibit disiram rutin dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Penyiraman sebaiknya dilakukan menggunakan gembor atau gayung yang cucuran airnya dihambat dengan telapak tangan agar media tidak terbongkar atau terbawa air siraman. Satu bulan sekali bibit diberi pupuk daun dengan kandungan N tinggi seperti Bayfolan, Gandapan Maxima, Gandasil D, Growmore atau Hyponex Hijau dengan dosis satu sendok per bibit. Untuk mengatasi hama dan penyakit, semprotkan insektisida seperti Curacron, Pegasus, atau Decis serta

fungisida seperti Antracol dan Dithane dengan dosis sesuai dengan aturan pakai di kemasannya.
Tujuan penyapihan bibit antara lain :
a) Mempercepat pertumbuhan bibit
b) Memudahkan bibit menyesuaikan dengan lingkungan barunya
c) Mengurangi tingkat kematian bibit di lapangan
d) Memudahkan dalam pemindahan bibit ke lapangan.
 
Tatkala penyapihan hendaknya dipilih bibit yang benar-benar siap untuk disapih. Bibit siap disapih apabila telah mencapai ukuran dan umur yang tepat. Masing-masing jenis tanaman mempunyai ukuran dan umur yang berbeda, hal ini tergantung pada karakter jenis benih yang disemai.

Misal :
Pada tanaman sayuran seperti cabe, bibit siap disapih bila telah mencapai tinggi 7 – 8 cm, dengan umur 10 – 11 hari setelah disemai
b) Pada tanaman perkebunan seperti akasia, penyapihan bibit dilakukan apabila telah mencapai pertumbuhan daun 2 – 4 helai dan berumur  2 minggu.
Untuk menghindari terjadinya resiko kegagalan dari penyapihan bibit, sebaiknya bibit disapih pada keadaan tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua, bila terlalu muda pertumbuhan bibit kecil belum kuat untuk beradaptasi dan riskan sehingga bibit mudah stres dan layu bahkan mudah mati, begitu juga sebaliknya terlalu tua pertumbuhan bibit kurang kesuburannya, tanamannya biasanya tumbuh tinggi dan kurus, sehingga pertumbuhan selanjutnya akan terhambat dan sukar untuk berkembang lebih baik.

Secara umum bibit siap disapih, apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Tumbuh sehat tidak terserang hama dan penyakit, subur dan seragam
b) Cukup umur, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua
c) Struktur perakarannya baik, akar tunggang lurus dan cakap panjang
d) Calon batang lurus dan tidak bengkak/patah.
 
Apabila sekelompok bibit dari penyemaian telah memenuhi syarat untuk disapih, maka bibit secepatnya disapih dengan cara sebagai berikut :
a) Sebelum bibit dipindahkan sebaiknya media semai disiram terlebih dahulu sampai lembab agar media menjadi lebih gembur dan memberikan kesempatan pada perakaran untuk menyerap air dan sudah lembab sehingga pada waktu bibit dipindahkan akan lebih mudah dan bibit tidak kering.

b) Pemindahan bibit agar tidak rusak adalah dengan mencabut bibit dengan cara memegang bagian pangkal batang bibit secara hati-hati dan pelan-pelan sambil mencongkal akar bibit dengan bantuan batang kayu, dan bibit sambil digenggam bibit diangkat ke atas.
 
Untuk jenis bibit yang peka jamur atau mikro organisme lainnya, sebelumnya ditanam, akar dibersihkan dari segala media yang menempel dengan air bersih, lalu dicelupkan ke dalam larutan fungisida/insektisida/bakterisida dengan konsentrasi dan lama pencelupan disesuaikan dengan kepekaan dari masing-masing bibit. Setelah bibit dicabut, segeralah bibit ditanam dengan membuat lubang tanam terlebih dahulu dengan kedalaman sesuai jenis akar yang ditanam. Pelaksanaan penanaman bibit ke dalam wadah (pot/polibag/daun), diusahakan akar tungggangnya jangan sampai menekuk, agar tidak mengganggu pertumbuhan perakaran. Lubang tanaman yang telah ditanami dengan bibit dapat ditutup dengan media tumbuh sambil menekan pelan-pelan pada sekitar pangkal batang, akar, sampai bibit dapat berdiri tegak dan kokoh.

Agar perakaran bibit dengan media tumbuh cepat menyatu, maka setelah selesai bibit ditanam, jangan lupa media tumbuhnya disiram sampai lembab dengan menggunakan gembor yang lubangnya kecil atau dengan cara disemprot dengan sprayer supaya tidak merusak posisi bibit yang ditanam.
Agar perakaran bibit dengan media tumbuh cepat menyatu, maka setelah selesai bibit ditanam, jangan lupa media tumbuhnya disiram sampai lembab dengan menggunakan gembor yang lubangnya kecil atau dengan cara disemprot dengan sprayer supaya tidak merusak posisi bibit yang ditanam.

Media tumbuh disiapkan dalam polibag dengan ketentuan :
a) Media gembur dan subur
b) Ukuran polibag sesuai dengan pertumbuhan bibit
c) Media lembab
d) Aerasi/lubang polibag sesuai dengan ukuran polibag
 
Bibit dipilih sesuai dengan ketentuan :
a) Tidak teserang hama dan penyakit
b) Pertumbuhannya subur dan seragam
c) Cukup umur
d) Struktur akar tunggangnya lurus
e) Calon batang lurus tidak bengkok

Bibit dicabut dengan ketentuan :
a) Media lembab
b) Perakaran calon batang dan daun pada bibit tidak patah
 
Bibit ditanam dengan ketentuan :
a) Kedalaman lubang tanam sesuai panjang akar
b) Perakaran bibit yang ditanam tidak melipat/nekuk
c) Bibit ditanam sampai batas leher akar
d) Bibit berdiri tegak
e) Media dari bibit yang ditanam dalam kondisi lembab.

No comments:

Post a Comment