Tuesday, March 24, 2015

Porositas Tanah

Porositas Tanah
Di dalam tanah terdapat sejumlah ruang pori-pori. Ruang por-pori ini penting oleh karena ruang-ruang ini disi oleh air dan udara. Air dan udara (gas-gas) juga bergerak melalui ruang pori-pori ini. Penyedian air dan gas untuk pertumbuhan tanaman dan jumalh air yang bergerak melalui tanah berkaitan sangat erat dengan jumlah dan ukuran por-pori tanah ini. Oleh karena berat tanah berhubungan dengan jumlah ruang pori

pori, maka hubungan ruang pori-pori dan berat tanah. Berat dan ruang pori-pori tanah bervariasi dari satu horizon ke horizon yang lain, sama halnya dengan sifat tanah lainnya dan kedua variable ini dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah. Tanah yang subur memiliki sifat fisik kimia dan biologi yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Sifat tersebut antara lain:
Secara alamiah proporsi komponen-komponen tanah sangat tergantung pada :
  • Ukuran partikel penyusun tanah, makin halus berarti makin padat tanah, sehingga ruang porinya juga akan menyempit, sebaliknya jika makin kasar
  • Sumber bahan organik tanah, tanah bervegetasi akan mempunyai proporsi BOT (bahan organic tanah) tinggi, sebalinya pada tanah gundul (tanpa vegetasi)
  • Iklim terutama curah hujan dan temperatur, saat hujan dan evaporasi (penguapan) rendah proporsi air meningkat (dan proporsi udara menurun), sebaliknya pada saat tidak hujan dan evaporasi tinggi, da
  •  Sumber air, tanah yang berdekatan dengan sungai akan lebih banyak mengandung air ketimbang yang jauh dari sungai.

Masing-masing komponen tanah tersebut berperan penting dalam menunjang fungsi tanah sebagai media tumbuh, sehingga variabilitas keempat komponen tanah ini akan berdampak terhadap variabilitas fungsi tanah sebagai media tumbuh.
Udara tanah misalnya berfungsi sebagai gudang dan sumber gas:
  • O2 yang dibutuhkan oleh sel-sel perakaran tanaman untuk melaksanakan respirasi, yang melepasakan CO2 dan untuk oksidasi enzimatik oleh mikrobia autotrofik (mampu menggunakan senyawa anorganik sebagai sumber energinya),
  • CO2 bagi mikrobia fotosintetik, dan
  • N2 bagi mikrobia pengikat N.

Beberapa gas seperti CO2 dan N2 ini serta NH3, H2 dan gas-gas lainnya baik yang berasal dari proses dekomposisi bahan organik maupun berasal dari sisa-sisa pestisida atau limbah industri, apabila berkadar relatif tinggi dapat menjadi racun baik bagi akar maupun bagi mikrobia tanah. Adanya sirkulasi udara (aerasi) yang baik akan memungkinkan pertukaran gas-gas ini dengan O2 dari atmosfer, sehingga aktivitas mikrobia autotrofik yang berperan vital dalam penyediaan unsur-unsur hara menjadi terjamin dan toksisitas gas-gas tersebut ternetralisir.

No comments:

Post a Comment