Tim Mahasiswa
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan FPIK IPB Menemukan Deteksi Produktivitas Gurame Melalui Suara
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
pesat, tidak hanya di bidang pendidikan ataupun industri saja, melainkan juga
di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan. Penemuan-penemuan baru selalu
muncul dari para peneliti. Kali ini di bidang perikanan. Tim mahasiswa
Departemen ilmu dan teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan ilmu kelautan
Institut Pertanian Bogor (IPB) telah menemukan sebuah Inovasi Teknologi baru
untuk ikan Gurami berupa Deteksi produktifitas Gurami melalui suara. Inovasi
Teknologi yang ditemukannya itu adalah teknologi untuk mengetahui tingkat
produktivitas ikan gurame yang hanya berdasarkan suara yang dihasilkan.
Penemuan
tersebut dinilai jauh lebih praktis dibandingkan cara lama, yakni membedah
gonad ikan untuk diteliti melalui mikroskop. Salah satu
anggota tim, I Gede Mahendra Wijaya menjelaskan, penelitian itu dilakukan
dengan menggunakan metode Bioakustik, yakni metode yang biasa digunakan untuk
melihat pola dan karakter suara mamalia laut secara umum dan dalam penelitian
ini ia berserta anggota tim lainnya, Dhaniyanto Mayrendra Rasyid, dan I Made
Teguh Wirayudha mengkaitkan metode ini dengan produktivitas pada ikan gurame.
Menurut dia, hal ini baru yang pertama kalinya dilakukan di Indonesia.
Sementara itu, untuk melakukan perekaman suara I Gede Mahardika dan tim
menggunakan alat bantu hydrophone.
Penelitian
ini didasarkan pemikiran bahwa perlunya satu metode yang mampu dikembangkan
untuk mengetahui mutu indukan ikan gurame yang efektif dan efisien tanpa
menyentuh ikan itu sendiri. Sebab, katanya, saat ini penyeleksian indukan ikan
umumnya dengan cara membedah ikan untuk menganalisis tingkat kematangan gonad
(TKG). Hal tersebut dinilai kurang efektif, selain dapat melukai ikan juga
memakan waktu yang lama.
“Metode
yang kami lakukan hanya dengan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh ikan
dalam beberapa tahap. Kemudian, suara yang sudah terekam dianalisis untuk
mendapatkan karakteristiknya (frekuensi dan intensitas suara). Karakteristik
suara dari masing-masing indukan ikan tersebut kemudian dibandingkan dengan
jumlah telur yang dihasilkannya,” paparnya.
Hasil
penelitian tersebut menunjukkan ikan yang memiliki produktivitas tinggi
memiliki rentang frekuensi dan intensitas yang lebih sempit, yaitu 2.952 Hz dan
rentang intensitas 19 dB, dibandingkan dengan ikan yang memiliki produktivitas
yang lebih rendah dengan rentang frekuensi maupun intensitas yang lebih lebar
yaitu 5.062 hz dan rentang intensitas 30 dB. Saat ini, katanya, penelitian
tersebut masih terus dilanjutkan untuk mendapatkan data yang lebih maksimal.
“Teknologi
ini diharapkan mampu memberi solusi bagi pembudidaya ikan gurame agar dapat
dengan cepat dan mudah melakukan penyortiran indukan gurame yang unggul tanpa
harus menyakiti induk ikan. Dengan sortiran tepat indukan yang produktif dapat
membantu peningkatan petani dalam budi daya ikan gurame.
No comments:
Post a Comment