Pengolahan Tanah
Bila tempat tanam telah ditetapkan dan syarat-syarat yang diperlukan telah terpenuhi
bisa dimulai mengadakan persiapan sebagai berikut :
1. Tanah dibersihkan dari tanaman-tanaman penggangu.
2. Selanjutnya buatlah batasan-batasan dengan sebilah bambu (patok) untuk menentukan
tempat tanam. Dalam pembagian ini diperhitungkan juga pembagian jalan untuk
mengontrol tanaman (bila luas areal tanah 1 ha dibagi menjadi 4). Bila pembuangan air tidak
lancar, buatlah selokanselokan pembuangan air. Ini penting, terutama untuk tempat-tempat
yang cekung dan keadaaan tanahnya liat.
3. Bila bibit yang digunakan berakar panjang, usahakan agar tanah digembur-gemburkan
lebih dalam. Tapi bila bibit yang digunakan berakar dangkal (misalnya cangkokan,
atau stek), usahakan agar tanah digemburkan secara meluas.
4. Pada tanah yang letak air tanahnya tinggi serta sedang sebaiknya ditanam bibit okulasi,
sedang pada areal yang air tanahnya tidak dalam penggunaan bibit cangkokan adalah sangat
tepat.
5. Bila tanah tempat areal tanam tidak banyak mengandung humus, kondisi tanah terlalu
kurus dan liar, sebaiknya ditanami dulu dengan tanaman pupuk hijau selama 1 – 2 tahun.
Setelah itu batang dan daun dibenamkan, agar tanah menjadi lebih subur.
6. Setelah tanah selesai dikerjakan, mulailah diajir. Pada tempat yang
akan ditanami pohon ditancapkan sebuah ajir. Yang terpenting pada
tahapan ini adalah jarak ajir yang satu dengan yang lain harus sama dan
lurus. Aturannya ada dua macam, yaitu bujur sangkar atau segitiga.
7. Setelah jalan induk, jalan kontrol, dan tempat air rampung diatur,
dimulailah pembuatan lubang-lubang tempat penanaman. Lubang
dibuat 3 – 4 minggu sebelum bibit ditanam.
Pembuatan lubang tanam Saat tanam yang baik untuk menanam bibit jeruk adalah
pada permulaan musim hujan. Bisa juga penanaman dilakukan menjelang akhir musim hujan, tetapi resikonya kita harus rajin menyirami bibit muda setiap hari agar tidak mati kekurangan air
pada musim kemarau.
Waktu terbaik untuk mulai mengerjakan tanah adalah pada bulan Juni – Agustus. Besarnya
lubang minimal 60 x 60 x 60 cm. Lebih besar lebih baik, umpamanya 80 x 80 x 70 cm
atau 1 x 1 x 0,5 m. Penggalian lubang jangan terlalu dalam, pengaruhnya kurang baik ( merugikan),
karena akan tanaman akan mengumpul di lapisan yang dalam dan lapisan atas kurang.
Selain itu lubang penanaman yang terlalu dalam sering menarik air dari tanah
sekelilingnya, hal itu akan merusak akar tanaman dan menghambat pertumbuhannya. Lubang tanaman dibuat dengan cara menggali lubang. Tanah bagian atas yang subur ( berwarna kehitam-hitaman) dipisahkan dari tanah bawah. Tanah atas dibuang disebelah
kiri, tanah bawah ke sebelah kanan. Selanjutnya lubang dibiarkan menganga terjemur matahari 2 – 4 minggu lamanya.
Tanah bagian bawah dimasukkan dalam lubang, letaknya tetap dibawah seperti semula. Sedangkan tanah bagian atas, sebelum dimasukkan dalam lubang dicampur dulu dengan 2 – 3 kaleng pupuk kandang/kompos ditambah 1,5 kg pupuk fosfat. Dalam keadaan serupa ini bibit
jeruk belum boleh ditanam. Setelah tanah turun kembali, hingga muka tanah diatas
lubang sedikit lebih tinggi dari pada tanah disekelilingnya, barulah bibit pohon ditanam.
Penanaman
Saat tanam yang baik untuk menanam bibit jeruk adalah pada permulaan musim hujan.
Sebelum bibit ditanam, tanah dalam lubang harus betul-betul basah dari atas sampai
kebawah. Bila bibit terletak dalam keranjang persemaian, keranjangnya harus dilepas
terlebih dahulu, dan selain itu perakarannya juga harus diperiksa. Bibit yang akarnya
berbelit-belit dan melingkarlingkar jangan dipakai, sebab akan menggangu pertumbuhan
tanaman nantinya.
Atau kalau hendak dipakai juga, letak akar dibenarkan dan diluruskan terlebih dahulu arah
pertumbuhannya. Bila ada akar yang panjangnya melebihi batas lubang akar, sebaiknya dipotong
saja kelebihannya. Janganlah menanam terlalu dalam, tapi jangan pula terlalu dangkal. Lebih-lebih untuk bibit okulasi. Jangan sampai tanah melampaui atau menutupi batang okulasinya.
Untuk menghindari adanya rongga-rongga antar akar dan tanah, siramlah tanah dengan air sebanyak mungkin. adanya rongga dalam tanah akan mengakibatkan akar mengering. Setelah itu tanah dipadatkan dengan tangan. Setelah selesai menanam, sekitar bibit tanaman diberi
jerami kering guna melindungi tanah agar tidak kering oleh panas sinar matahari atau
mengeras padat karena terkena siraman air hujan.
Lebih bagus lagi kalau jauh sebelumnya telah disiapkan bahan perlindungan yang terbuat
dari bumbu dengan atap alangalang, daun nipah atau kelapa.
Pemeliharaan
Tanaman belum menghasilkan Langkah pemeliharaan yang perlu dilakukan adalah:
- pelebaran terumbuk, kegiatan ini dilakukan 2-3 kali setahun setelah penyiangan dan
pemupukan. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah serangan jamur pada akar
tanaman. Untuk jeruk yang ditanam pada areal pasang surut, pelebaran
terumbuk akan berfungsi sebagai penambahan bahan organik.
- Pembuatan parit drainase tambahan, kegiatan ini dilaksanakan pada tanaman berumur 2 tahun.
- Pengairan, karena tanaman jeruk banyak membutuhkan air maka
pada kondisi kering penyiraman perlu dilakukan terutama menjelang tanaman
berbunga sampai berbuah.
- Pemupukan pada tanaman jeruk yang belum berbuah dilakukan dua kali setahun yakni
pada wal dan akhir musim hujan masingmasing setengah dosis yang ditentukan.
Sedangkan pemberian pupuk kandang diberikan pada awal musim penghujan. Untuk
tanaman yang telah berbuah dilakukan 3 kali setahun, yakni sebelum bunga muncul (2/5
bagian) pada saat pemasakan buah (1/5 bagian), dan sisanya (2/5 bagian) setelah panen.
- Penyiangan gulma dapat dilakukan sebulan sekali bersamaan dengan waktu pemangkasan,
penjarangan, atau pemetikan buah yang tidak sehat
No comments:
Post a Comment