Thursday, April 2, 2015

Metode perbandingan lokasi perairan budidaya rumput laut Metode scoring

1) Metode scoring (matriks penilaian)
Penggunaan metode scoring merupakan analisa penilaian yang relatif mudah dan dapat dilakukan secara konvensional dengan menilai beberapa variabel dengan pembobotan yang sesuai dengan daya dukung rumput laut yang akan dibudidayakan. Uraian pembobotan untuk matriks kesesuaian lokasi penanaman rumput laut yang dilakukan di laut (Eucheuma cottonii) dapat diurutkan menjadi 3 variabel berdasarkan skala prioritasnya. berikut dibawah ini variable-variabel pembobotan dalam matriks penilaian kelayakan lokasi budidaya rumput laut yang dilaksanakan di laut :


a) Variabel Primer
Merupakan syarat utama yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Jika syarat ini tidak terpenuhi dapat menggagalkan usaha budidaya yang diinginkan. Variabel yang termasuk dalam variabel primer adalah :
(1) Fosfat dan Nitrat
Variabel fosfat dan nitrat merupakan nutrien yang diperlukan bagi tumbuhan air dalam pembentukan protein maupun aktivitas metabolisme.


(2) Kedalaman Perairan.
Variabel ini dianggap penting karena berkaitan dengan pembangunan instalasi budidaya, maupun keberlangsungan usaha. Pada saat yang sama, perairan yang terlalu dalam memungkinkan kemampuan penetrasi cahaya tidak maksimal. Semakin dalam suatu perairan akan semakin berkurang penetrasi cahaya. Sebaliknya perairan yang terlalu dangkal dapat menyebabkan bervariasinya suhu dan padatan tersuspensi

(3) Kecerahan
Kecerahan merupakan variabel yang berhubungan dengan besarnya penetrasi cahaya kedalam perairan. Energi sinar matahari dibutuhkan oleh thallus rumput laut dalam mekanisme fotosintesis. Karena itu, kecerahan sangat penting dalam menentukan lokasi budidaya rumput laut.

(4) Kecepatan Arus
Variabel ini dianggap penting karena berkaitan dengan proses pertukaran dan pengangkutan unsur hara, perpindahan sedimen dan perusakan struktur komunitas perairan. Pada saat yang lain, peubah ini penting bagi sistem penjangkaran dan penempelan kotoran pada thallus rumput laut.


b) Variabel Sekunder
Variabel ini merupakan syarat optimal yang harus dipenuhi oleh suatu kegiatan usaha budidaya rumput laut. Syarat ini diperlukan bagi kehidupan biota/tumbuhan agar lebih baik. Yang termasuk dalam variabel sekunder adalah :

(1) Muatan Padatan Tersuspensi (MPT)
Variabel ini merupakan partikel yang melayang dalam badan air dan dianggap penting, karena dapat mengganggu usaha budidaya dengan beberapa cara, misalnya, perairan menjadi keruh dan rumput laut mudah terserang penyakit.

(2) Suhu dan Salinitas
Suhu dan salinitas perairan termasuk dalam variabel sekunder karena kedua varabel ini di perairan selalu berada dalam kondisi yang alami. Keberadaan variabel ini dilaporkan perubahannya selalu kecil di daerah tropis. Tetapi dengan melihat kondisi lingkungan budidaya rumput laut yang cukup potensial bagi aktifitas pasut, maka keberadaan variabel cukup penting. Perubahan suhu mencapai tingkat ekstrim dapat menyebabkan thallus pucat dan berwarna kuning.


C). Variabel Tersier
Variabel ini dianggap sebagai syarat pendukung dimana keberadaannya di perairan, dianggap tidak langsung berpengaruh pada kehidupan kultivan tersebut. Variabel ini dipenuhi, untuk kehidupan biota/tumbuhan secara sempurna. Variabel tersebut adalah :

(1) Kepadatan fitoplankton
Fitoplankton dianggap sebagai variabel tersier, karena keberadaanya tidak berhubungan langsung dengan rumput laut. Walaupun demikian fitoplankton merupakan penyusun kesuburan perairan, penyangga kualitas air dan dasar dalam rantai makanan di perairan atau produsen primer .


(2) Klorofil- a
Variabel ini termasuk tersier karena keberadaannya tidak berhubungan langsung dengan rumput laut. Konsentrasi klorofil-a di perairan mengikuti jenis dan besarnya jumlah fitoplankton. Variabel ini merupakan salah satu indikator dalam penentuan kesuburan perairan. Pada saat yang lain pigmen ini, diperlukan untuk mekanisme fotosintesa mikroalga.

(3) Material Dasar Perairan
Variabel ini, berhubungan dengan kebiasaan hidup dan sifat fisiologis. Beberapa kejadian dapat ditoleransi, tetapi untuk keadaan yang ekstrim tidak dapat menghasilkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup biota tersebut dengan baik. Karena itu, rumput laut membutuhkan dasar perairan yang relatif stabil. Alga makro tumbuh di perairan laut yang memiliki substrat keras dan kokoh yang memiliki fungsi sebagai tempat melekat

(4) Oksigen Terlarut
Variabel oksigen terlarut di perairan dianggap sebagai variabel tersier karena keberadaan variabel ini tidak berhubungan langsung dengan kultivan. Rumput laut hanya membutuhkan oksigen pada kondisi tanpa cahaya. Tetapi pada perairan terbuka dimana pergerakan air dan sirkulasi masih terjadi, oksigen terlarut berada pada kondisi alami. Dengan demikian jarang di jumpai kondisi perairan terbuka yang miskin oksigen (Brotowidjoyo et al

(5) pH
Nilai pH dalam suatu perairan tidak terlepas dari berbagai aktivitas yang terjadi di perairan. Perubahan pH, berakibat pada toksisitas dari bahanbahan yang bersifat racun dan perubahan komunitas biologi perairan. Tetapi keberadaan pH dalam suatu perairan juga berada dalam nilai-nilai yang alami. Dalam perairan nilai pH relatif konstan karena adanya penyangga cukup kuat dari hasil keseimbangan karbon dioksida, asam karbonat, karbonat dan bikarbonat yang disebut buffer

No comments:

Post a Comment