1) Budidaya Rumput Laut di Laut
Keberhasilan budidaya rumput laut selain tergantung pada kondisi lingkungan budidaya juga dipengaruhi oleh metode budidaya yang akan digunakan. Penggunaan metode budidaya rumput laut sangat bergantung pada lokasi dan syarat hidup rumput laut yang akan dibudidayakan. Penggunaan wadah dan metode budidaya rumput laut perlu disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar budidaya. Pada daerah pesisir yang terletak ditepian pantai dengan perairan yang relatif tenang dan terlindung, budidaya rumput laut dapat dilakukan di laut, sedangkan pada perairan yang berombak atau berarus besar dan tidak terlindung budidaya rumput laut dapat dilakukan namun memerlukan konstruksi yang lebih kuat dengan biaya yang relatif lebih mahal.
Dengan pertimbangan bahwa budidaya rumput laut harus menggunakan bahan yang murah, maka petani cenderung mencari bahan yang mudah diperoleh dari lingkungan sekitarnya. Karena itu kegiatan penyediaan bahan harus tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Pada budidaya rumput laut dengan metode lepas dasar banyak digunakan patok dari bambu atau kayu bakau. Untuk itu perlu pengaturan agar tidak terjadi perusakan hutan bakau, mengingat daerah tersebut faktor pendukung sumberdaya perikanan laut yang sangat penting. Pada budidaya rumput laut dengan metode rakit dapat digunakan bambu sebagai bahan rakit dan jangkar sebagai pemberat yang terbuat dari batu atau semen pasir. Penggunaan karang sebagai jangkar tidak diperbolehkan karena dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan Berdasarkan posisi tanaman terhadap dasar perairan, metode-metode budidaya rumput laut di lapangan dengan tiga cara, yaitu: metode dasar, metode lepas dasar, dan metode apung.
a) Metode dasar (bottom method)
Metode dasar merupakan metode penanaman rumput laut yang dilakukan di dasar perairan. metode dasar ini dapat dilakukan di daerah pesisir pantai maupun di tambak. Metode dasar pada umumnya digunakan pada perairan yang sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut, dengan dasar perairan pasir berbatu dan perairan dengan arus yang tenang sampai sedang. Metode dasar ini sangat sederhana penerapannya dan membutuhkan biaya yang relatif murah.
Metode dasar yang dilakukan di laut harus dipilih lokasi yang sesuai antara lain terletak pada daerah pasang surut sehingga masih ada pertukaran zat hara sebagai nutrien yang diperlukan untuk kehidupan rumput laut, tanpa perlu ada perlakuan khusus pada lahan budidaya. Berbeda dengan budidaya rumput laut yang dilakukan di tambak, budidaya rumput laut yang dilakukan di tambak memerlukan persiapan khusus pada lahan budidaya dengan cara pengolahan tanah, pengapuran, pengeringan dan pemupukan tanah terlebih dahulu. Hal ini disebabkan karena pada budidaya yang dilakukan di tambak pergantian air relatif lebih sedikit sehingga zat hara yang diperlukan sebagai nutrien perlu disediakan dengan dilakukannya pemupukan tambak terlebih dahulu.
Metode dasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
(1) Metode tebar (broad cast method)
Budidaya rumput laut dengan metode tebar (broad cast method) dapat dilakukan pada untuk budidaya yang dilakukan di laut dengan karakteristik perairan yang landai atau daerah pasang surut, yang memiliki substrat pasir, pasir berbatu, karang atau batu, dengan pergerakan perairan yang relatif tenang sampai sedang. Metode ini juga dapat dilakukan pada budidaya rumput laut yang dilakukan di tambak mengingat ketinggian air yang bergantung pada pasang surut, ketinggian air tidak lebih dari 60 cm.
Metode tebar sering juga dikenal dengan metode sebaran (broad cast method) metode ini adalah salah satu cara budidaya rumput laut yang paling sederhana, dimana bibit tanaman hanya disebarkan di perairan yang diinginkan secara acak. Bibit tanaman dipotong-potong hingga seberat 25 – 30 g, diikat dengan tali, atau dapat juga dengan menggunakan pemberat berupa batu, lalu disebarkan pada perairan yang dasarnya berbatu karang atau pasir berbatu jika ditanam di laut. Namun jika penanaman dilakukan di tambak maka bibit yang telah diikat ke batu atau pemberat dapat langsung diletakkan di dasar tambak yang telah diolah sebelumnya.
2) Metode dasar perairan (bottom farm method)
Metode dasar (bottom farm method) adalah metode yang juga dilakukan di dasar perairan namun posisinya tertata rapi, seperti menanam tanaman di daratan atau dibuat berjalur. Bibit yang ditanam juga memiliki bobot lebih banyak jika dibandingkan dengan metode tebar (broad cast method). Ukuran tiap jalur sekitar 120 cm dan jarak antar jalur sekitar 60 cm, hal ini bertujuan untuk mempermudah pengawasan. Jarak antar tanaman minimal 20 cm, sehingga penanaman rumput laut di dasar perairan menyerupai kebun di dasar laut
Keuntungan menggunakan metode dasar antara lain adalah biaya material yang rendah, penanamannya mudah dan tidak memakan pasir berbatu atau karang, penanaman dengan metode bottom farm method lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan broad cast method, hal ini disebabkan karena pengawasan dan pengelolaan bottom farm method lebih mudah dilakukan, karena posisi tanamnya yang teratur hal juga mempermudah dalam memprediksi hasil yang akan diperoleh.
Sedangkan kerugiannya menggunakan metode ini antara lain : bibit banyak yang hilang terbawa arus atau ombak, tanaman dapat dimakan ikan dan hewan predator seperti bulu babi dan teripang yang akan memangsa rumput laut, hal ini dapat ditanggulangi dengan pembuatan pagar di sekitar areal budidaya rumput laut dengan ukuran mata jaring 2,5 cm dengan ketinggian sekitar 0,5 cm, metode inikurang baik untuk perairan dengan dasar tanah berpasir (laut) atau lumpur di tambak.
No comments:
Post a Comment