Sunday, October 5, 2014

bagaimana cara teknik budidaya wortel?

Teknik Budidaya Wortel
Sayuran ini sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia dan populer sebagai sumber vit. A karena memiliki kadar karotena (provitamin A). Selain itu, wortel juga mengandung vit. B, vit. C, sedikit
vit. G, serta zat-zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Sosok tanamannya berupa
rumput dan menyimpan cadangan makanannya di dalam umbi. Mempunyai batang pendek, berakar tunggang yang bentukSyarat Tumbuh Wortel merupakan tanaman subtropis yang memerlukan suhu dingin (22-24° C), lembap, dan cukup sinar matahari. Di Indonesia kondisi seperti itu biasanya terdapat di daerah berketinggian antara 1.200- 1.500 m dpl. Sekarang wortel sudah dapat ditanam di daerah berketinggian 600 m dpl. Dianjurkan untuk menanam wortel pada tanah yang subur, gembur dan kaya humus dengan pH antara 5,5- 6,5. Tanah yang kurang subur masih dapat ditanami wortel asalkan dilakukan pemupukan intensif. Kebanyakan tanah dataran tinggi di Indonesia mempunyai pH rendah. Bila demikian, tanah perlu dikapur, karena tanah yang asam menghambat perkembangan umbi.

Pedoman Budidaya
Pengolahan Tanah Tanah yang akan ditanami wortel diolah sedalam 30-40 cm. Tambahkan pupuk kandang sebanyak 1,5 kg/m2 agar tanah cukup subur. Bila tanah termasuk miskin unsur hara
dapat ditambahkan pupuk urea 100 kg/ha, TSP 100 kg/ha, dan KCl 30 kg/ha. Selanjutnya dibuatkan bedengan selebar 1,5-2 m dan panjangnya disesuaikan dengan lahan. Tinggi bedengan di tanah kering
adalah 15 cm, sedangkan untuk tanah yang terendam, tinggi bedengan dapat lebih tinggi lagi.
Di antara bedengan perlu dibuatkan parit selebar sekitar 25 cm untuk memudahkan penanaman dan pemeliharaan tanaman.

Penanaman
Kebutuhan benih wortel adalah 15-20 g/10 m2 atau 15-20 kg/ha. Benih wortel yang baik dapat
dibeli di toko-toko tanaman atau membenihkan sendiri dari tanaman yang tua. Jika membeli, pilihlah benih yang telah bersertifikat. Benih wortel dapat langsung disebarkan tanpa disemai dahulu.
Sebelumnya, benih direndam dalam air sekitar 12-24 jam untuk membantu proses pertumbuhan. Kemudian, benih dicampur dengan sedikit pasir, lalu digosok-gosokkan agar benih mudah disebar dan tidak melekat satu sama lain. Benih ditabur di sepanjang alur dalam bedengan dengan bantuan alat penugal, lalu benih ditutupi tanah tipis-tipis.
Berikutnya, bedengan segera ditutup dengan jerami atau daun pisang untuk menjaga agar benih tidak hanyut oleh air. Jika tanaman telah tumbuh (antara 10-14 hari), jerami atau daun pisang segera diangkat.

Pemeliharaan
Penyiraman
Setelah tanaman tumbuh segera dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan pertama adalah penyiraman yang dapat dilakukan sekali sehari atau dua kali sehari jika udara sangat kering. Cara pemberian air yang lain ialah dengan jalan menggenangi parit di antara bedengan. Cara seperti ini dapat dilakukan bila terdapat saluran drainase.

Penjarangan
Tanaman yang telah tumbuh harus segera diseleksi. Caranya cabutlah tanaman yang lemah atau kering, tinggalkan tanaman yang sehat dan kokoh. Tindakan ini sekaligus diikuti dengan penjarangan yang berguna untuk memberikan jarak dalam alur dan menjaga tercukupinya sinar matahari sehingga tanaman tumbuh subur.  Penjarangan menghasilkan alur yang rapi berjarak antara 5- 10 cm.

Pemupukan
Pemeliharaan selanjutnya adalah pemupukan yang sudah dapat dilakukan sejak tanaman berumur dua minggu berupa 50 kg Urea/ha, disusul pemberian kedua (1 atau 1,5 bulan  kemudian) berupa urea sebanyak SO kg/ha dan KCl 20 kg/ha. Dosis dapat berubah sesuai kondisi tanah dan rekomendasi pemupukan yang ada. Cara pemupukan adalah dengan menaburkan pupuk pada alur sedalam 2 cm yang dibuat memanjang berjarak sekitar 5 cm dari alur tanaman. Ketika tanaman berumur satu bulan
perlu dilakukan penyiangan dan pendangiran. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung.

Panen dan Pasca Panen
Wortel dapat dipanen setelah 100 hari tergantung dari jenisnya. Pemanenan tidak boleh terlambat karena umbi akan semakin mengeras (berkayu) sehingga tidak disukai konsumen. Cara pemanenan dilakukan dengan jalan mencabut umbi beserta akarnya. Untuk memudahkan pencabutan sebaiknya tanah digemburkan dahulu. Pemanenan sebaiknya dilakukan pagi hari agar dapat segera dipasarkan. dan fungsinya berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Umbi berwarna kuning kemerahmerahan, berkulit tipis, dan jika  dimakan mentah terasa renyahdan agak manis.

No comments:

Post a Comment